Momen Mendebarkan Jemaah Haji: Ancaman Bom Hingga ‘Bonus’ Bolu Meranti

Perjalanan pulang jemaah haji ke Indonesia diwarnai insiden menegangkan. Pesawat yang mereka tumpangi, Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV 5276, terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, akibat ancaman bom.

Seorang jemaah bernama Hans, mengungkapkan keterkejutannya ketika pesawat tiba-tiba berputar arah di atas Sumatera Barat. Peristiwa ini terjadi saat pembagian makan siang, dan pramugari mendadak meminta penumpang untuk melipat meja.

"Saat itulah kami mulai bertanya-tanya mengapa harus mendarat. Kebingungan pun muncul, ada apa, ada apa," ujar Hans. "Hingga akhirnya kami tiba di Kualanamu."

Para jemaah diminta turun dari pesawat dengan tergesa-gesa. Meski sempat ada kepanikan ketika tim Gegana masuk ke pesawat, Hans mengaku lebih merasa heran.

"Perasaannya biasa saja, lebih cenderung heran," katanya. "Heran, karena antara heran dan sedikit takut, tapi alhamdulillah tidak terlalu, karena kami sudah berhasil turun dengan selamat."

Namun, Hans mengakui sedikit khawatir jika harus menggunakan pesawat yang sama lagi, terutama setelah mendengar berita tentang teknis peledakan bom.

Kisah berbeda dialami oleh Tahani, jemaah dari kloter JKS 12 (Depok). Ia justru menganggap insiden ancaman bom ini sebagai "bonus tak terduga."

"Alhamdulillah kami semua baik-baik saja. Bahkan bisa dibilang berakhir bahagia," kata Tahani. "Kami pulang lewat Medan dan bisa membawa oleh-oleh bolu Meranti untuk keluarga."

Tahani menjelaskan bahwa sejak awal, para jemaah mendapatkan informasi yang jelas dan penanganan yang baik. Pesawat yang seharusnya langsung menuju Jakarta dari Jeddah, dialihkan ke Medan untuk pemeriksaan menyeluruh setelah ancaman diterima oleh Kementerian Perhubungan melalui email.

Selama di Medan, jemaah mendapatkan layanan penuh, mulai dari penginapan, makanan, hingga pendampingan medis dan keamanan. Mereka merasa diperhatikan dengan sangat baik.

Meski harus menunda kepulangan selama sehari, banyak jemaah justru merasa mendapatkan pengalaman unik. Beberapa bahkan menyebutnya sebagai rezeki bisa singgah ke Medan.

"Banyak dari kami belum pernah ke Medan. Jadi ini seperti bonus setelah haji," timpal Fahrurozi.

Kini, para jemaah telah kembali ke rumah masing-masing, membawa lebih dari sekadar oleh-oleh. Mereka membawa kisah tentang keimanan, ketenangan dalam menghadapi ujian, dan bagaimana takdir terkadang menyelipkan cerita indah di tengah kekhawatiran.

Scroll to Top