Kabupaten Lebak, Banten, siaga terhadap potensi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) seiring perubahan musim yang ditandai dengan curah hujan tinggi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit menular ini.
Hujan yang kerap mengguyur wilayah Lebak menciptakan kondisi ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti, vektor utama penyebaran virus DBD. Dinkes Lebak mencatat, dari Januari hingga Mei 2025, terdapat 337 kasus DBD yang tersebar di berbagai kecamatan. Puskesmas Rangkasbitung menangani 42 pasien, sementara Puskesmas Malingping merawat 32 pasien.
Untuk menekan penyebaran DBD, Dinkes Lebak menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menggalakkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui metode 3M, yaitu mengubur barang bekas, menimbun genangan air, dan menguras tempat penampungan air. Selain itu, pemberian abate pada penampungan air juga dianjurkan.
Gerakan PSN dan 3M Plus dinilai lebih efektif dan ekonomis dalam memberantas jentik nyamuk Aedes Aegypti, sehingga memutus rantai penularan DBD.
Kepala Puskesmas Rangkasbitung juga mengajak masyarakat untuk aktif dalam gerakan PSN dan 3M. Langkah ini diyakini lebih efektif dalam mencegah penularan DBD dibandingkan dengan pengasapan. Dengan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan penyebaran DBD di Kabupaten Lebak dapat dikendalikan.