Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan menerapkan model open access pada spektrum frekuensi baru demi mewujudkan kecepatan internet hingga 100 Mbps. Langkah ini diharapkan mampu mendongkrak kualitas internet Indonesia yang masih tertinggal dibandingkan negara tetangga.
Dirjen Infrastruktur Digital Kominfo, Wayan Toni Supriyanto, menyatakan bahwa aturan terkait open access sebenarnya sudah ada, namun implementasinya belum optimal. Frekuensi 1,4 GHz dipilih sebagai proyek percontohan.
Pemerintah akan membuka seleksi untuk pita frekuensi 1,4 GHz, yang akan dialokasikan untuk menghidupkan kembali layanan broadband wireless access (BWA) bagi jaringan tetap lokal berbasis packet switched.
"Tujuannya adalah agar penyelenggara jaringan membuka aksesnya kepada penyelenggara lain (jaringan terbuka) sehingga penetrasi internet bisa lebih cepat dan efisien," jelas Wayan.
Data Speedtest Global Index menunjukkan kecepatan internet mobile Indonesia saat ini berada di angka 40,51 Mbps, sementara fixed broadband mencapai 34,37 Mbps. Kominfo berharap frekuensi 1,4 GHz menjadi "pembuka jalan" untuk optimalisasi fiber optik sebagai infrastruktur utama, dengan frekuensi 1,4 GHz sebagai akses ke pelanggan.
Penerapan skema ini diharapkan memberikan dampak positif bagi industri telekomunikasi dan masyarakat. "Industri akan lebih efisien dalam investasi, sementara masyarakat dapat menikmati layanan berkualitas tinggi dengan tarif terjangkau," kata Wayan.
Lelang frekuensi 1,4 GHz ditujukan untuk mendukung layanan internet rumah, serta sektor pendidikan dan kesehatan. Pita frekuensi selebar 80 MHz (1.427-1.518 MHz) ini akan diberikan dalam bentuk Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) kepada penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched dengan wilayah layanan regional.
Cakupan frekuensi 1,4 GHz dibagi menjadi tiga regional yang mencakup 14 zona, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali-Nusra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.
Keputusan untuk melepas frekuensi 1,4 GHz cukup mengejutkan karena muncul belakangan, namun diprioritaskan dibandingkan lelang frekuensi 700 MHz, 2,6 GHz, dan 26 GHz yang sudah disiapkan sebelumnya.