Penelitian terbaru mengungkap potensi bahaya serius penggunaan ganja pada kelompok lanjut usia (lansia), terutama mereka yang berusia 55 tahun ke atas. Studi ini menyoroti dampak negatif ganja terhadap kesehatan kognitif dan fisik para lansia.
Generasi yang tumbuh di era penerimaan ganja kini menghadapi tantangan baru. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan ganja pada lansia dapat menimbulkan risiko signifikan terhadap fungsi otak dan kesehatan secara keseluruhan.
Selama ini, penelitian tentang ganja lebih banyak berfokus pada dampak terhadap remaja dan dewasa muda. Temuan menunjukkan bahwa penggunaan ganja yang intensif dapat mengganggu perkembangan otak, menurunkan daya ingat, dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental dan fisik. Namun, perhatian terhadap dampak ganja pada lansia semakin meningkat, mengungkap efek samping jangka pendek maupun panjang yang perlu diwaspadai.
Laporan menunjukkan peningkatan penggunaan ganja di kalangan lansia. Studi mencatat peningkatan konsumsi ganja di antara lansia yang menderita penyakit kronis. Data juga menunjukkan bahwa lansia menjadi kelompok pengguna ganja dengan pertumbuhan tercepat sejak legalisasi ganja, disertai peningkatan kunjungan ke ruang gawat darurat dan kasus keracunan ganja.
Banyak lansia mengonsumsi ganja untuk meredakan nyeri kronis tanpa menyadari potensi risiko interaksi dengan obat-obatan lain. Kandungan CBD dalam ganja dapat mengganggu efektivitas obat, menyebabkan kantuk berlebih, meningkatkan risiko jatuh, dan potensi kecelakaan lalu lintas.
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa individu yang menggunakan ganja hingga memerlukan perawatan rumah sakit memiliki risiko lebih tinggi untuk didiagnosis demensia. Mereka yang mendapatkan perawatan akut akibat penggunaan ganja memiliki kemungkinan lebih besar mengalami diagnosis demensia dalam kurun waktu lima tahun.
Temuan ini menjadi peringatan bagi pengguna ganja berusia 55 tahun ke atas. Dengan informasi yang tepat, masyarakat dapat mengambil keputusan bijak untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup. Tidak ada kata terlambat untuk mengubah kebiasaan berisiko menjadi pola hidup sehat.
Langkah yang Dapat Ditempuh:
Bagi mereka yang ingin mengurangi atau menghentikan penggunaan ganja, beberapa langkah berikut dapat dipertimbangkan:
- Mengenali pola penggunaan ganja dan alasan di baliknya.
- Meningkatkan kesadaran terhadap dampak negatif ganja pada fungsi kognitif dan kesehatan fisik di usia lanjut.
- Merefleksikan pengaruh ganja terhadap aktivitas dan kualitas hidup sehari-hari.
- Mencari alternatif penanganan rasa sakit yang lebih aman dan efektif.
- Mengakses dukungan dari keluarga, kerabat, atau komunitas.
- Berkonsultasi dengan dokter untuk rekomendasi penanganan lain.
- Mempertimbangkan bantuan profesional, seperti psikolog atau terapis.
Meskipun ganja sering dianggap aman, bukti ilmiah menunjukkan risiko penggunaannya di usia lanjut tidak dapat diabaikan. Penting bagi masyarakat, khususnya lansia, untuk proaktif menjaga kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang.