BANDUNG – Jawa Barat menghadapi tantangan serius dengan peningkatan kasus HIV/AIDS. Data terbaru dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar) menunjukkan lonjakan yang mengkhawatirkan. Hingga April 2025, tercatat lebih dari 3.000 kasus baru, menambah catatan suram 10.000 kasus yang dilaporkan sepanjang tahun 2024.
Penyebaran virus mematikan ini didominasi oleh hubungan seksual sesama laki-laki (LSL), yang menjadi penyebab utama dengan kontribusi sebesar 30% dari total kasus.
"Peningkatan kasus ini menjadi perhatian utama kami," ujar perwakilan Dinkes Jabar. "Kami terus mengintensifkan upaya penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan memastikan akses pengobatan bagi mereka yang terinfeksi."
Di Kabupaten Subang, situasinya juga memprihatinkan. Terdapat 113 kasus baru HIV/AIDS hingga April 2025, namun hanya 81 orang yang telah mendapatkan pengobatan. Rendahnya angka pengobatan menjadi kendala besar, mengingat pentingnya terapi antiretroviral (ARV) dalam menekan penyebaran virus dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengambil langkah proaktif dengan gencar menggelar penyuluhan di berbagai daerah. Salah satunya dilaksanakan di halaman Kantor Desa Rancadaka, Subang, bekerja sama dengan berbagai pihak. Kegiatan ini mencakup penyuluhan kesehatan dan donasi untuk mendukung program pencegahan HIV/AIDS. Upaya kolaboratif ini diharapkan dapat menekan laju penyebaran HIV/AIDS dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan pengobatan.