Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan mengambil keputusan penting dalam dua minggu ke depan terkait kemungkinan tindakan terhadap Iran, termasuk opsi serangan.
Pernyataan ini disampaikan melalui juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, yang menekankan bahwa pertimbangan ini didasarkan pada peluang negosiasi yang mungkin terjadi atau tidak dalam waktu dekat.
Leavitt menegaskan bahwa Trump sangat jelas mengenai posisinya: Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Ia menambahkan bahwa presiden telah memberikan kelonggaran signifikan dan berupaya mencari solusi diplomatik, namun ia juga sangat tegas dalam pendiriannya.
Menurut Leavitt, Iran memiliki semua yang diperlukan untuk mengembangkan senjata nuklir, dan hanya membutuhkan keputusan dari pemimpin tertinggi untuk memulai produksi. Proses produksi senjata tersebut diperkirakan hanya memakan waktu beberapa minggu. Tindakan ini, lanjutnya, akan menjadi ancaman besar bagi Israel, Amerika Serikat, dan dunia secara keseluruhan.
Pernyataan ini juga menekankan bahwa kesepakatan mengenai larangan Iran memiliki senjata nuklir didukung oleh berbagai negara, termasuk Rusia.
Iran sendiri terus membantah tuduhan bahwa mereka berupaya mengembangkan senjata nuklir.
Leavitt juga mengonfirmasi adanya komunikasi antara utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, setelah serangan Israel baru-baru ini terhadap Iran. Ia menyatakan bahwa korespondensi antara Amerika Serikat dan Iran terus berlanjut, mengingat kedua negara telah terlibat dalam enam putaran negosiasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Negosiasi yang dimulai pada bulan April lalu, sempat tertunda setelah serangan Israel terhadap fasilitas nuklir, situs militer, ilmuwan nuklir, dan pejabat senior Iran. Sebagai tanggapan, Teheran membatalkan pertemuan yang dijadwalkan dan melancarkan serangan balasan.
Laporan media Iran menyebutkan bahwa serangan Israel mengakibatkan ratusan orang tewas dan terluka. Sementara itu, pihak Israel melaporkan adanya korban tewas dan luka-luka akibat serangan rudal Iran.
Penetapan batas waktu dua minggu oleh Trump bertepatan dengan rencana pertemuan antara para menteri luar negeri Jerman, Prancis, dan Inggris dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi di Jenewa untuk mencari solusi diplomatik terhadap konflik Israel-Iran.