Kremlin menyampaikan pesan tegas dari Presiden Vladimir Putin terkait spekulasi keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam konflik Iran-Israel. Melalui juru bicaranya, Dmtri Peskov, Rusia memperingatkan bahwa Washington akan melakukan kekeliruan besar jika memutuskan untuk menyerang Iran.
Moskow berpandangan, keterlibatan langsung AS dalam konflik antara Iran dan Israel hanya akan memperburuk situasi di kawasan tersebut. "Langkah ini pasti akan mengarah pada eskalasi lebih lanjut, eskalasi besar, dan hanya akan mempersulit situasi di kawasan tersebut. Konflik semacam itu dapat membakar seluruh kawasan," tegas Peskov.
Menanggapi kemungkinan penggantian rezim di Iran oleh AS atau Israel, Peskov senada dengan Putin, menegaskan bahwa diskusi semacam itu tidak dapat diterima. "Kami yakin bahwa tidak dapat diterima untuk melakukan pembicaraan semacam itu, dan terlebih lagi untuk mengambil tindakan seperti itu," tambahnya.
Pernyataan ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump memberikan sinyal mengenai kemungkinan partisipasi Washington dalam serangan terhadap Iran. Sinyal ini diikuti dengan pergerakan kapal induk nuklir AS beserta sejumlah pesawat tempur ke dekat Iran. "Saya mungkin melakukannya. Saya mungkin tidak melakukannya. Maksud saya, tidak seorang pun tahu apa yang akan saya lakukan," ujar Trump.
Eskalasi antara Iran dan Israel terus berlanjut setelah Israel menyerang Iran, dengan dalih melumpuhkan program nuklir Iran yang diyakini untuk membuat senjata pemusnah massal. Klaim ini ditolak Iran, yang menyatakan program tersebut untuk tujuan sipil. Iran pun telah melancarkan serangan balasan yang mengenai beberapa titik di Tel Aviv dan Haifa.
Berbagai pihak terus berupaya menekan kedua belah pihak untuk menghentikan serangan. Trump sendiri berpendapat bahwa konflik ini akan berakhir jika pembicaraan nuklir antara Iran dan Washington mencapai kesepakatan. "Mereka seharusnya melakukan kesepakatan itu. Saya katakan kepada mereka, ‘Lakukan kesepakatan itu,’" kata Trump. "Jadi saya tidak tahu. Saya tidak terlalu berminat untuk bernegosiasi."