Fenomena ‘Kerak Bumi Bocor’ Terungkap: Dampaknya Lebih Luas dari yang Kita Kira!

Sebuah penelitian revolusioner mengungkap fenomena geologi mencengangkan: kerak bumi ternyata "menetes" ke dalam mantel bumi di beberapa wilayah. Proses ini, yang disebut sebagai tetesan litosfer, memiliki implikasi signifikan terhadap pemahaman kita tentang planet ini dan bahkan planet lain.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications ini berfokus pada Cekungan Konya di Dataran Tinggi Anatolia Tengah, Turki. Para peneliti menemukan bahwa kerak bumi di bawah cekungan ini perlahan meresap ke interior bumi melalui proses tetesan litosfer yang baru diidentifikasi.

Cara kerja tetesan ini cukup sederhana: bagian bawah kerak bumi yang berbatu memanas dan berubah menjadi kental seperti sirup. Kemudian, cairan kental ini perlahan mengalir ke bawah, menarik kerak planet yang keras bersamanya dan menciptakan depresi atau cekungan. Setelah tetesan tersebut terlepas ke dalam mantel, permukaan akan memantul kembali ke atas, membentuk tonjolan yang lebar.

Ahli geofisika yang terlibat dalam penelitian ini menjelaskan bahwa mereka menemukan "fitur melingkar" di Cekungan Konya dari data satelit, yang menunjukkan kerak bumi sedang mengalami penurunan. Data geofisika lain di bawah permukaan juga mengungkapkan anomali seismik di mantel atas dan kerak yang menebal, mengindikasikan keberadaan material berdensitas tinggi yang kemungkinan merupakan tetesan litosfer mantel.

Menariknya, Dataran Tinggi Anatolia Tengah diketahui mengalami peningkatan ketinggian. Namun, Cekungan Konya justru mengalami penurunan sekitar 20 milimeter per tahun, sebuah anomali yang mendorong penyelidikan lebih lanjut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dataran Tinggi Anatolia yang lebih luas masih dalam fase pemulihan dari proses tetesan litosfer sebelumnya. Sementara itu, Cekungan Konya merupakan lokasi tetesan kedua yang lebih kecil. Ketika litosfer menebal dan menetes, cekungan terbentuk di permukaan. Setelah beban di bawahnya terlepas dan tenggelam ke kedalaman mantel, permukaan akan naik kembali.

Para peneliti juga mensimulasikan proses ini di laboratorium menggunakan berbagai bahan untuk mereplikasi mantel bawah, mantel atas, dan kerak bumi. Hasilnya menunjukkan bahwa tetesan sekunder dapat menarik kerak bumi ke bawah dan membentuk cekungan meskipun tidak ada gerakan horizontal di permukaan.

Temuan ini mengimplikasikan bahwa peristiwa tektonik besar saling terkait, dengan satu tetesan litosfer berpotensi memicu aktivitas lebih lanjut di dalam interior planet. Proses tetesan litosfer juga merupakan proses multi-tahap, yang menjelaskan mengapa pengangkatan dan penurunan dapat terjadi bersamaan di Dataran Tinggi Anatolia Tengah.

Para ilmuwan juga mengakui adanya kesamaan dengan pembentukan Cekungan Arizaro di Pegunungan Andes Amerika Selatan, menunjukkan bahwa fenomena tetesan litosfer dapat terjadi di berbagai lokasi di Bumi.

Penelitian ini tidak hanya penting untuk memahami geologi bumi, tetapi juga dapat menjadi model untuk menyelidiki proses serupa di planet lain seperti Mars dan Venus. Dengan memahami bagaimana proses serupa dapat terjadi di planet lain, potensi penelitian geologi di luar bumi pun semakin luas. Dampak fenomena ini bahkan dikhawatirkan berpengaruh terhadap volume air laut di Bumi.

Scroll to Top