Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menghadapi badai politik setelah percakapannya dengan mantan PM Kamboja, Hun Sen, bocor ke publik dan memicu kontroversi. Tekanan untuk mundur semakin kuat, terutama setelah partai Bhumjaithai, mitra koalisi utama dari Partai Pheu Thai, memutuskan untuk keluar.
Inti masalahnya adalah rekaman percakapan telepon yang dilakukan pada 15 Juni, yang beredar luas pada 18 Juni lalu. Isi percakapan tersebut dinilai merugikan nama baik militer Thailand. Dalam rekaman itu, Paetongtarn terdengar meminta Hun Sen untuk menyelesaikan sengketa perbatasan kedua negara secara damai. Namun, ia juga meminta Hun Sen untuk tidak mendengarkan "pihak lain" di Thailand, termasuk seorang jenderal militer yang dianggapnya hanya mencari sensasi.
Pernyataan Paetongtarn menuai kecaman keras di Thailand. Ia dituduh melemahkan kedaulatan nasional dan meremehkan militer, yang memiliki sejarah panjang dan sensitif dalam politik Thailand.
Menanggapi kontroversi tersebut, Paetongtarn segera bertemu dengan para pejabat keamanan pada 19 Juni. Didampingi oleh menteri pertahanan, kepala angkatan darat, dan komandan angkatan bersenjata, ia meminta maaf atas kebocoran tersebut dan menyerukan persatuan. Ia menjelaskan bahwa ucapannya dalam telepon hanyalah taktik negosiasi dan menegaskan tidak memiliki masalah dengan militer Thailand.
Namun, upaya ini tampaknya tidak meredakan sentimen negatif. Partai Bhumjaithai menarik diri dari koalisi pada malam hari setelah percakapan itu bocor. Partai-partai lain seperti United Thai Nation (UTN), Chat Thai Pattana, dan Demokrat juga mengadakan pertemuan untuk menentukan langkah selanjutnya.
Jika Partai Demokrat atau UTN ikut menarik dukungan, pemerintahan Paetongtarn akan berada di ambang kehancuran. Ia kemungkinan besar harus mengundurkan diri.
Jika Paetongtarn mundur, parlemen harus segera bersidang untuk memilih perdana menteri baru. Saat ini, hanya lima kandidat yang memenuhi syarat, mereka adalah yang tersisa dari pemilihan umum 2023.
Alternatif lainnya adalah membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan umum baru. Opsi ini diperkirakan akan menguntungkan partai oposisi, People’s Party, yang saat ini menjadi partai paling populer di Thailand. People’s Party adalah reinkarnasi dari Move Forward Party, yang memenangkan suara terbanyak dalam pemilu 2023 namun kemudian dibubarkan oleh pengadilan.
People’s Party berpendapat bahwa solusi terbaik untuk krisis politik saat ini adalah pemilihan umum. Mereka menilai kebocoran percakapan telepon Paetongtarn adalah puncak dari permasalahan yang ada.
Selain skandal percakapan telepon, Paetongtarn juga menghadapi kritik terkait keterlibatan ayahnya, Thaksin Shinawatra, dalam pemerintahannya. Meskipun tidak memiliki jabatan resmi, Thaksin sering memberikan komentar tentang kebijakan Thailand sejak kembali dari pengasingan pada tahun 2023.