Indonesia Genjot Vaksinasi HPV & Kembangkan Skrining Mandiri untuk Lindungi Perempuan dari Kanker Serviks

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempercepat program vaksinasi HPV secara nasional sebagai upaya krusial menurunkan angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia. Langkah ini diambil mengingat kanker serviks menjadi penyebab kematian tertinggi kedua bagi perempuan Indonesia setelah kanker payudara.

Menteri Kesehatan menekankan urgensi percepatan program ini. Data menunjukkan, setiap 25 menit, seorang perempuan di Indonesia meninggal dunia akibat kanker serviks.

Belajar dari suksesnya vaksinasi COVID-19, Kemenkes menerapkan pendekatan serupa untuk mengatasi kanker serviks, dengan vaksinasi HPV sebagai solusi utama. Program vaksinasi HPV nasional telah diluncurkan sejak Agustus 2023 dan telah menjangkau lebih dari 5 juta remaja perempuan di seluruh Indonesia.

Untuk keberlanjutan program dan kemandirian produksi vaksin, Kemenkes bekerja sama dengan BUMN farmasi, Biofarma, melalui transfer teknologi produksi vaksin HPV di dalam negeri. Langkah ini strategis untuk mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat ketahanan kesehatan nasional.

Selain vaksinasi, Kemenkes juga mengembangkan metode skrining kanker serviks mandiri. Inovasi ini diharapkan meningkatkan akses deteksi dini kanker, terutama bagi perempuan di wilayah terpencil. Dengan metode uji mandiri, perempuan dapat melakukan skrining dari rumah dengan mudah, tanpa perlu ke rumah sakit.

Upaya komprehensif Indonesia dalam memerangi kanker serviks mendapat apresiasi internasional. Direktur Jenderal WHO menyoroti pentingnya kecepatan dan keadilan dalam eliminasi kanker serviks secara global. Ia menegaskan bahwa dengan pengetahuan dan alat yang tersedia seperti vaksinasi, skrining, dan pengobatan, dunia sebenarnya telah memiliki solusi untuk menghentikan kanker serviks. Tidak ada alasan lagi bagi perempuan untuk meninggal akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dan diobati.

Scroll to Top