Serangan udara Israel dilaporkan telah melumpuhkan sebagian besar kemampuan rudal balistik Iran dan memutus komando militernya. Meskipun demikian, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menolak menyerah dan memperingatkan dampak mengerikan jika Amerika Serikat terlibat dalam konflik tersebut.
Pernyataan ini memicu kekhawatiran bahwa Iran mungkin akan mengambil langkah drastis: menutup Selat Hormuz, jalur pelayaran vital yang menjadi urat nadi perdagangan minyak dunia. Selat sempit ini, yang terletak di pintu masuk Teluk Persia, menyalurkan sekitar 26% dari seluruh perdagangan minyak global. Jika Iran benar-benar menutup selat ini, harga minyak dunia diperkirakan akan melonjak tajam, memicu krisis ekonomi global.
Iran memiliki catatan kelam dalam menyerang kapal-kapal dagang yang melintas di perairan tersebut, dan telah berulang kali mengancam akan menutup selat strategis ini. Bahkan sebelum serangan Israel dimulai, Inggris telah mengeluarkan peringatan kepada para pelaut, mengindikasikan bahwa ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut dapat mengganggu aktivitas pelayaran. Frontline Ltd, salah satu perusahaan pengangkut minyak terbesar di dunia, juga menyatakan akan meningkatkan kewaspadaan dalam melayani rute dari Teluk Persia.
Di Mana Sebenarnya Selat Hormuz?
Selat Hormuz berfungsi sebagai penghubung antara Teluk Persia dan Samudra Hindia. Di sisi utara selat ini terletak Iran, sementara Uni Emirat Arab dan Oman berada di sisi selatan. Selat ini membentang sepanjang sekitar 161 kilometer, dengan lebar hanya 21 kilometer di titik tersempitnya. Jalur pelayaran di setiap arah hanya memiliki lebar 3 kilometer.