Jakarta, CNN Indonesia — Kremlin mengeluarkan peringatan tegas kepada Israel dan Amerika Serikat terkait wacana pembunuhan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Peringatan ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat sejak konflik Israel-Iran pada 13 Juni.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam wawancaranya, menekankan bahwa Rusia akan memberikan respons "sangat buruk" jika Khamenei menjadi sasaran. "Sangat buruk. Kami sangat tidak akan menyetujuinya," tegas Peskov.
Wacana pembunuhan Khamenei sebelumnya dilontarkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menyatakan bahwa perang Israel-Iran baru akan berakhir jika Khamenei meninggal. Presiden AS saat itu juga menyampaikan pernyataan serupa, mengklaim mengetahui lokasi Khamenei dan mampu membunuhnya kapan saja.
Peskov meyakini bahwa jika Khamenei terbunuh, hal itu akan memicu gelombang reaksi di Iran. "Masyarakat Iran sangat terorganisasi dan terkonsolidasi. Itu akan melahirkan suasana ekstremis di Iran," jelasnya. Ia pun mendesak AS dan Israel untuk menghentikan pembahasan wacana tersebut, karena dinilai dapat "membuka kotak pandora."
Konflik Israel-Iran memanas setelah serangan Israel ke Iran pada 13 Juni, yang menyebabkan ratusan korban jiwa, termasuk pejabat tinggi militer dan ilmuwan nuklir. Serangan tersebut juga merusak fasilitas nuklir Natanz, menyebabkan radiasi.
Tindakan Israel menuai kecaman dari negara-negara mayoritas Islam dan sekutu Iran. Rusia menawarkan diri sebagai mediator, sementara China mendesak gencatan senjata dan menekankan penyelesaian masalah nuklir Iran melalui jalur politik dan diplomatik, bukan militer.
Serangan Israel dilatarbelakangi kekhawatiran atas program nuklir Iran, yang dianggap berpotensi menghasilkan senjata nuklir.