Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan jual yang signifikan pada hari Jumat (20/6/2025), melanjutkan tren negatif dari hari sebelumnya. Indeks utama bursa saham Indonesia ini terkoreksi 1,23% atau 85,85 poin, berakhir di level 6.882,78. Pelemahan ini juga berdampak pada penurunan kapitalisasi pasar menjadi Rp 12.075,79 triliun.
Data perdagangan menunjukkan bahwa jumlah saham yang mengalami penurunan lebih banyak dibandingkan yang mengalami kenaikan, dengan 412 saham melemah, 179 saham menguat, dan 186 saham stagnan. Aktivitas perdagangan mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp 4,23 triliun dengan volume 8,8 miliar saham yang berpindah tangan dalam 451.028 transaksi.
Kemerosotan IHSG ini merupakan kelanjutan dari penurunan tajam pada hari Kamis (19/6/2025), di mana indeks anjlok 1,96% atau 139 poin ke level 6.968,64. Tekanan jual ini diperparah oleh aksi jual bersih (net sell) investor asing yang mencapai Rp1,25 triliun di seluruh pasar dan Rp1,30 triliun di pasar reguler.
Sebagai hari terakhir perdagangan di pasar keuangan Indonesia, potensi aksi ambil untung (taking profit) diperkirakan akan semakin kuat. Ketidakpastian global yang masih tinggi, terutama terkait negosiasi tarif antara AS dan negara lain serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah, turut memicu kekhawatiran dan memperlambat prospek pertumbuhan ekonomi global.
Eskalasi konflik di Timur Tengah, dengan potensi keterlibatan Amerika Serikat, menjadi faktor utama yang memicu kekhawatiran. Presiden AS Donald Trump memberikan sinyal bahwa Washington mungkin akan ikut campur dalam konflik antara Israel dan Iran, yang semakin memperkeruh suasana.
Konflik yang meningkat antara Iran dan Israel telah menyebabkan serangkaian serangan dan balasan. Israel menuduh Iran mengembangkan program nuklir untuk tujuan militer, sementara Iran membantah tuduhan tersebut. Situasi ini meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven dan mendorong investor untuk mengurangi kepemilikan aset berisiko seperti saham, yang berpotensi memicu koreksi pasar saham lebih lanjut.