Ketegangan Israel-Iran Memanas: Seruan untuk Melenyapkan Khamenei Menggema

Konflik antara Israel dan Iran kian meruncing. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, secara terbuka menyerukan agar Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, "tidak pantas lagi dibiarkan hidup". Seruan ini muncul setelah serangan rudal Iran menghantam Rumah Sakit Soroka di Beersheba, mengakibatkan 40 orang terluka.

Sebelumnya, muncul laporan bahwa Israel sempat mempertimbangkan serangan langsung terhadap Khamenei, namun rencana tersebut ditentang oleh mantan Presiden AS, Donald Trump.

"Khamenei secara terang-terangan menyatakan keinginannya untuk menghancurkan Israel. Ia secara pribadi memerintahkan penembakan ke rumah sakit. Individu seperti itu tidak boleh lagi dibiarkan hidup," tegas Gallant.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak untuk mengonfirmasi atau membantah rencana pembunuhan Khamenei. Namun, ia mengisyaratkan bahwa tindakan terhadap ulama berusia 86 tahun itu dapat menjadi titik balik dalam konflik.

"Saya telah menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang kebal," ujar Netanyahu saat mengunjungi Beersheba. "Namun, dalam situasi perang, saya percaya bahwa seseorang harus berhati-hati dalam memilih kata-kata dan bertindak dengan tepat," tambahnya.

Netanyahu menekankan bahwa operasi militer Israel bertujuan untuk menggagalkan ambisi nuklir Iran. Sejak serangan sebelumnya, Israel mengklaim telah menghantam ratusan target strategis, termasuk ilmuwan nuklir dan pangkalan militer Iran.

Sementara itu, mantan Presiden Trump melalui media sosial menyatakan bahwa AS mengetahui keberadaan Khamenei tetapi "tidak akan membunuhnya untuk saat ini". Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa keputusan AS untuk terlibat langsung dalam konflik akan diambil dalam dua minggu mendatang, bergantung pada peluang negosiasi dengan Iran.

Kekhawatiran Akan Kekacauan Akibat Perubahan Rezim

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, memperingatkan bahwa upaya perubahan rezim melalui kekuatan militer dapat memicu "kekacauan". China dan Rusia juga mendesak Israel untuk menghentikan agresinya.

Pemicu serangan Israel terhadap Iran adalah program pengembangan nuklir Teheran. Iran sendiri membantah tuduhan bahwa mereka sedang mengembangkan senjata nuklir. Laporan terkini menyebutkan bahwa uranium telah diperkaya hingga 60% di Iran, masih di bawah ambang batas 90% yang diperlukan untuk membuat hulu ledak nuklir.

Di sisi lain, Israel tetap ambigu mengenai kepemilikan nuklirnya. Meskipun laporan SIPRI menyebutkan bahwa negara tersebut memiliki sekitar 90 hulu ledak nuklir.

Scroll to Top