Makassar Gencarkan Edukasi Lintas Sektor untuk Cegah Kanker Serviks

MAKASSAR – Kota Makassar memperkuat upaya pencegahan kanker serviks melalui edukasi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap temuan bahwa masih ada sekolah yang belum mencapai target nasional 90% untuk imunisasi Human Papillomavirus (HPV).

UNICEF Indonesia, Pemerintah Kota Makassar, Portkesmas, dan Pokja RCCE mengadakan pertemuan koordinasi lintas sektor untuk membahas masalah ini. Pertemuan ini melibatkan Dinas Pendidikan, Puskesmas, Kementerian Agama Kota Makassar, dan perwakilan sekolah. Tujuannya adalah merancang strategi edukasi dan memastikan semua anak perempuan, termasuk yang tidak bersekolah, mendapatkan perlindungan terhadap kanker serviks.

Henky Widjaja, Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku, menekankan pentingnya kolaborasi untuk menjamin hak kesehatan anak. Inisiatif "Jaga Bersama" adalah bukti nyata komitmen untuk melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, akademisi, media, dan sektor swasta, sangat dibutuhkan untuk melaksanakan program edukasi dan imunisasi secara menyeluruh.

dr. Andi Mariani, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Makassar, menjelaskan bahwa vaksin HPV cukup diberikan satu kali pada anak perempuan kelas 5 SD. Imunisasi ini memberikan perlindungan jangka panjang terhadap kanker serviks.

Basra Ahmad Amru, Direktur Eksekutif Portkesmas, menambahkan bahwa keberhasilan imunisasi sangat bergantung pada edukasi yang efektif. Metode Komunikasi Antar Pribadi (KAP) yang menyenangkan dan melibatkan partisipasi aktif dianggap sesuai dengan budaya masyarakat.

Program "Jaga Bersama" telah dimulai sejak 2024. Puluhan komunikator lokal, termasuk guru, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, dan remaja, telah dilatih untuk memberikan edukasi tentang imunisasi HPV. Pada tahun 2025, mereka akan terjun langsung ke sekolah-sekolah dengan cakupan imunisasi rendah untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi.

Kanker serviks masih menjadi penyebab kematian tertinggi kedua pada perempuan di Indonesia. Data Global Cancer Observatory WHO (2020) menunjukkan lebih dari 36.000 kasus baru dan 21.000 kematian akibat kanker serviks setiap tahunnya. Ini berarti, rata-rata 57 perempuan meninggal setiap hari akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi HPV.

Program imunisasi HPV gratis telah tersedia sejak 2022 melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk anak perempuan kelas 5 dan 6 SD setiap Agustus hingga September. Namun, cakupan imunisasi yang belum merata di beberapa wilayah, termasuk Makassar, menjadikan edukasi sebagai langkah krusial yang terus digencarkan.

Scroll to Top