Film animasi "Jumbo" tengah menjadi buah bibir, tak hanya karena kesuksesannya memecahkan rekor sebagai film animasi terlaris di Asia Tenggara, tetapi juga karena beragam tanggapan yang menyertainya. Di balik visual yang memukau dan alur cerita yang menarik, "Jumbo" menyimpan pesan mendalam tentang cara anak-anak menghadapi kehilangan dan duka.
Pujian dan Kritikan: Dua Sisi Koin
Banyak penonton yang terpukau dengan kualitas animasi "Jumbo" yang dianggap setara dengan produksi studio-studio animasi kelas dunia. Alur cerita yang menyentuh, karakter yang kuat, dan lagu-lagu yang indah juga menjadi daya tarik utama film ini. Namun, tak sedikit pula yang mengkritik "Jumbo" karena memasukkan unsur hantu dan tema-tema yang dianggap kurang sesuai untuk anak-anak. Beberapa bahkan menilai karakter utama memiliki sifat-sifat negatif yang tidak pantas ditiru.
Imajinasi sebagai Jembatan Menuju Pemulihan
Terlepas dari kontroversi yang ada, psikolog klinis menyoroti aspek penting dalam "Jumbo": bagaimana anak-anak memproses duka melalui imajinasi. Bagi anak-anak yang kehilangan orang yang dicintai, imajinasi menjadi ruang aman untuk mengekspresikan emosi yang kompleks dan membingungkan. Melalui cerita, gambar, dan permainan peran, mereka mencoba menjaga ikatan dengan orang yang telah pergi dan menenangkan diri.
Imajinasi bukanlah tanda gangguan, melainkan cara sehat bagi anak-anak untuk menghadapi kenyataan pahit dan memulai proses pemulihan emosional.
Warisan Budaya dan Mitos Nusantara
Kehadiran unsur hantu dalam "Jumbo" juga dapat dilihat dari perspektif budaya. Cerita dan dongeng tentang dunia gaib dan makhluk tak kasat mata telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Mitos-mitos yang diwariskan dari generasi ke generasi mengandung pesan-pesan tersembunyi tentang nilai-nilai kebaikan dan pentingnya menjaga keseimbangan alam.
Lebih dari Sekadar Hiburan
"Jumbo" bukan sekadar tontonan animasi yang menghibur. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan tentang persahabatan, keberanian, empati, dan cara menghadapi kehilangan. Meskipun mengandung unsur-unsur kontroversial, "Jumbo" tetap menjadi karya seni yang patut diapresiasi karena mampu memicu diskusi dan memberikan wawasan baru tentang dunia anak-anak.