Aisyiyah Kota Surabaya, melalui Majelis Kesehatan, berkolaborasi dengan RS PKU Muhammadiyah Surabaya mengadakan kegiatan pemeriksaan PAP Smear gratis dan talk show kesehatan bertema "Kenali dan Cegah Kanker Serviks" pada hari Sabtu, 21 Juni 2025. Acara ini berlangsung di Hotel Wali Songo, area RS PKU Muhammadiyah Surabaya.
Inisiatif ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Ketua PDA Kota Surabaya, Hj. Alifah Hikmawati, Ketua Majelis Kesehatan PDA Surabaya, drg. Sri Haryati, serta anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, dr. Zuhrotul Mar’ah Lailatusholichah, yang bertindak sebagai narasumber utama.
Menurut Ketua Panitia, Siti Chabsah, kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan Milad Aisyiyah ke-108 dan program kerja Majelis Kesehatan PDA Kota Surabaya. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran dan mendorong pencegahan kanker serviks, terutama di kalangan ibu-ibu Aisyiyah di Surabaya.
Kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Bank Bukopin Syariah, Lazismu Surabaya, 1000 Senyum, dan donatur lainnya.
Direktur RS PKU Muhammadiyah Surabaya, drg. Devita Eryani, menyampaikan bahwa sekitar 50 peserta, sebagian besar ibu-ibu Aisyiyah dan masyarakat umum, berpartisipasi dalam kegiatan ini. Prioritas diberikan kepada ibu-ibu Aisyiyah agar lebih memperhatikan kesehatan mereka, mengingat tingginya kasus kanker serviks di Surabaya.
"Kami berharap peserta lebih peduli terhadap deteksi dini, karena kanker serviks sering tanpa gejala hingga stadium lanjut. PAP Smear adalah langkah krusial untuk mengetahui kondisi tubuh dan melakukan pencegahan sedini mungkin," tambahnya.
Dalam presentasinya, dr. Zuhrotul Mar’ah Lailatusholichah menjelaskan bahwa kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV yang menular melalui hubungan seksual. Meskipun tubuh seringkali mampu membersihkan virus ini secara alami, infeksi yang menetap dapat menyebabkan perubahan sel yang berkembang menjadi kanker.
Faktor risiko lainnya termasuk pernikahan dini, sering berganti pasangan, merokok, riwayat keluarga dengan kanker, penggunaan pil KB jangka panjang, paparan obat DES, infeksi menular seksual lain, status sosial ekonomi rendah, dan jarang melakukan PAP Smear.
"Gejala seringkali tidak terasa. Perubahan sel bisa terjadi dalam 10–20 tahun sebelum menjadi kanker serviks," jelasnya.
Pencegahan utama meliputi vaksinasi HPV, sedangkan pencegahan sekunder dilakukan melalui deteksi dini dengan PAP Smear untuk menemukan infeksi HPV atau lesi pra-kanker.