Serangan militer Israel yang menghantam kota Khorramabad, Iran, pada Sabtu (21/6/2025) dilaporkan menimbulkan korban jiwa. Setidaknya lima orang tewas dalam insiden tersebut, termasuk seorang komandan senior dari Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) bernama Amin Pour.
Menurut pernyataan IRGC, korban tewas juga mencakup sejumlah personel militer dari pasukan pertahanan udara Iran. Sejak konflik dengan Israel meningkat tajam pada 13 Juni, tercatat sudah 15 anggota militer Iran yang kehilangan nyawa.
Serangan terbaru ini merupakan bagian dari serangkaian operasi intensif yang dilancarkan Israel dengan target fasilitas militer, infrastruktur nuklir, serta sarana sipil dan pemerintahan Iran. Beberapa target penting yang diserang termasuk gedung stasiun televisi nasional, pusat riset nuklir di Isfahan, serta sejumlah ilmuwan dan tokoh militer senior Iran.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan rudal ke wilayah tengah Israel pada dini hari, menyebabkan kebakaran besar di Holon.
Di tengah meningkatnya ketegangan, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menekankan bahwa program nuklir negaranya bertujuan damai dan Iran terbuka untuk solusi diplomasi, namun serangan Israel harus dihentikan terlebih dahulu.
Sementara itu, Kepala Staf Militer Israel, Eyal Zamir, memperingatkan warganya untuk bersiap menghadapi "kampanye jangka panjang" melawan Iran, mengingat serangan ke wilayah Iran telah berlangsung selama sembilan hari.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga menyampaikan kekhawatiran tentang potensi kontaminasi radiologis dan kimia di fasilitas nuklir Natanz akibat serangan tersebut, meskipun belum ada peningkatan kadar radioaktivitas yang terdeteksi di luar area tersebut.
Konflik ini memicu reaksi keras dari dunia internasional. Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka mengkritik Direktur Intelijen Nasionalnya, Tulsi Gabbard, yang menyatakan tidak ada bukti bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir.
Untuk menanggapi situasi genting ini, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, telah tiba di Istanbul untuk menghadiri pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Ia menyatakan bahwa serangan Israel terhadap Iran akan menjadi isu utama yang dibahas dalam forum tersebut, yang dihadiri oleh sekitar 40 diplomat dari negara-negara anggota.