Jakarta – Israel berkeras melanjutkan operasi militernya terhadap Iran, mengabaikan desakan dari sekutu-sekutunya di Eropa untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung sejak 13 Juni.
Dalam forum Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Duta Besar Israel, Danny Danon, menyatakan bahwa negaranya tidak akan berhenti menyerang Iran hingga ancaman nuklir dari Teheran sepenuhnya dihilangkan. Sementara itu, Iran menegaskan haknya untuk membela diri dari agresi Israel.
"Kami tidak akan berhenti sampai ancaman nuklir Iran dimusnahkan, mesin perangnya dilucuti, dan keamanan bagi rakyat kami serta rakyat Anda terjamin," tegas Danon.
Perwakilan Iran di PBB, Duta Besar Amir Saeeid Iravani, mengecam tindakan Israel dan mendesak DK PBB untuk mengambil tindakan terhadap apa yang disebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional.
"Israel tampaknya berniat melanjutkan serangan ini selama yang diperlukan. Kami khawatir dengan laporan kredibel bahwa Amerika Serikat mungkin akan terlibat dalam konflik ini," ujar Iravani.
Kekhawatiran meningkat seiring dengan indikasi bahwa AS semakin mempertimbangkan untuk membantu Israel menyerang Iran, sebuah langkah yang dikhawatirkan dapat memperluas konflik.
Presiden AS, Donald Trump, menyatakan bahwa Iran memiliki "waktu maksimum" dua minggu untuk menghindari potensi serangan udara AS, mengisyaratkan keputusan dapat diambil sebelum batas waktu tersebut berakhir.
Kepala Staf Umum Militer Israel, Eyal Zamir, juga memperingatkan bahwa negaranya harus "siap untuk operasi yang berkepanjangan" melawan Iran. "Kita telah memulai operasi paling rumit dalam sejarah kita untuk menyingkirkan ancaman sebesar itu. Kita harus siap untuk operasi yang berkepanjangan," kata Zamir.