Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah militer Israel mengumumkan telah melenyapkan seorang komandan penting dari pasukan elit Quds, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, bernama Behnam Shahriyari. Target serangan Israel semalam itu dikabarkan tewas saat berkendara di wilayah Iran Barat.
Menurut pernyataan resmi, Shahriyari bertanggung jawab atas transfer senjata dari Iran kepada kelompok-kelompok proksinya di berbagai negara di Timur Tengah. Ia juga disebut telah bertahun-tahun aktif mempersenjatai berbagai organisasi militan. Aktivitasnya ini membuatnya dikenai sanksi oleh Amerika Serikat dan Inggris, yang menuduhnya terlibat dalam aktivitas permusuhan yang mendukung destabilisasi di Israel, Irak, Yaman, dan Lebanon.
Sebelumnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga mengklaim telah menewaskan Saeed Izadi, komandan Iran lainnya di pasukan Quds. Juru Bicara IDF Ephraim Defrin menggambarkan Izadi dan Shahriyari sebagai tokoh kunci dalam upaya Iran mendorong perang ke wilayah Israel.
Selain menyasar para komandan, Angkatan Udara Israel juga terus menggempur fasilitas nuklir di kota Isfahan, Iran. Defrin menegaskan bahwa militer Israel tengah terlibat dalam "salah satu perang paling rumit dalam sejarah Israel." Ia memperingatkan masyarakat Israel untuk bersiap menghadapi konflik yang "berkepanjangan" karena IDF masih memiliki target dan tujuan yang belum tercapai di Iran.
"Kami akan terus melakukannya sampai ancaman yang ada disingkirkan," tegas Defrin, mengindikasikan bahwa eskalasi konflik ini masih akan berlanjut.