Erdogan Waspadai "Sykes-Picot Baru" Akibat Ketegangan Iran-Israel

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan kekhawatiran mendalam mengenai potensi munculnya "Sykes-Picot baru" di kawasan Timur Tengah akibat eskalasi konflik antara Israel dan Iran. Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan puncak negara-negara Islam di Istanbul.

Erdogan menegaskan bahwa Turki tidak akan membiarkan terulangnya sejarah kelam, dimana perbatasan di wilayah tersebut ditentukan oleh kepentingan asing melalui cara-cara yang penuh pertumpahan darah. Referensi "Sykes-Picot" merujuk pada perjanjian rahasia tahun 1916 antara Inggris dan Prancis yang membagi wilayah kekuasaan Ottoman setelah Perang Dunia I menjadi zona pengaruh mereka.

Presiden Erdogan menyatakan keyakinannya terhadap ketahanan rakyat Iran dalam menghadapi tantangan yang ada. Ia yakin, dengan solidaritas dan pengalaman yang dimiliki, Iran akan mampu melewati masa sulit ini.

Lebih lanjut, Erdogan menuduh bahwa serangan Israel terhadap Iran bertujuan untuk menggagalkan negosiasi nuklir antara Washington dan Teheran. Menurutnya, Perdana Menteri Israel, Netanyahu, sengaja menghalangi penyelesaian masalah secara diplomatik. Erdogan bahkan menyebut ambisi Netanyahu sebagai ancaman yang berpotensi menyeret kawasan dan dunia ke dalam malapetaka besar.

Erdogan juga menyerukan kepada negara-negara Muslim untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel melalui sanksi yang sesuai dengan hukum internasional dan resolusi PBB.

Sebelumnya, Erdogan telah menyatakan bahwa pemerintah Israel di bawah kepemimpinan Netanyahu merupakan penghalang terbesar bagi perdamaian di kawasan. Ia mendesak negara-negara yang memiliki pengaruh terhadap Israel untuk tidak terpengaruh oleh provokasi dan menyerukan solusi melalui dialog konstruktif, mengingat serangan yang terjadi di Iran, Gaza, dan negara-negara Timur Tengah lainnya.

Scroll to Top