Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangan udara yang menargetkan tiga fasilitas nuklir Iran. Serangan ini diklaim sukses menghancurkan lokasi-lokasi penting di Fordow, Natanz, dan Esfahan. Kerusakan terparah dilaporkan terjadi di fasilitas Fordow.
Pengumuman mengejutkan ini disampaikan Trump melalui media sosial. Ia menyatakan bahwa seluruh pesawat yang terlibat dalam operasi tersebut telah kembali dengan selamat. Trump juga memberikan selamat kepada prajurit Amerika dan menegaskan superioritas militer AS. Ia menambahkan, "SEKARANG WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN!"
Sebelumnya, pesawat pembom siluman B-2 milik Angkatan Udara AS dilaporkan terbang dari Missouri melintasi Samudra Pasifik. Pesawat ini dikenal sebagai satu-satunya yang mampu membawa GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom seberat 30.000 pon yang dijuluki "penghancur bunker."
Aksi ini menandai keterlibatan langsung AS dalam konflik bersenjata dengan Iran. Eskalasi ini terjadi di tengah serangan Israel terhadap program nuklir Iran dan upaya penggulingan rezim di Teheran. Keputusan ini juga mengakhiri janji Trump untuk menghindari keterlibatan militer di Timur Tengah selama masa jabatan keduanya.
Peristiwa ini merupakan perubahan drastis dari pernyataan Trump kurang dari dua hari sebelumnya. Saat itu, ia memperkirakan dibutuhkan waktu "dua minggu" untuk melihat apakah konflik antara Israel dan Iran dapat diselesaikan melalui diplomasi atau konfrontasi bersenjata.
Pemerintahan Trump dilaporkan telah berupaya mencapai kesepakatan terkait program nuklir Iran. Dalam beberapa bulan terakhir, Trump bahkan disebut mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menunda serangan.
Trump, seperti presiden-presiden AS sebelumnya, menegaskan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Pada masa jabatan pertamanya, Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir tahun 2015 yang ditengahi oleh pemerintahan Obama dan negara-negara lain, dengan alasan perjanjian tersebut gagal melindungi Amerika dan menghalangi ambisi pengayaan nuklir Iran.
Israel telah lama menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir. Netanyahu bahkan mengancam akan terus menyerang program nuklir Iran hingga negara tersebut tidak lagi memiliki teknologi nuklir.