Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan serangan militer terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada hari Sabtu, 21 Juni 2025. Tindakan ini menandai berakhirnya masa pertimbangan mengenai keterlibatan AS dalam konflik yang memanas antara Iran dan Israel.
Trump mengklaim serangan di Fordow, Natanz, dan Esfahan tersebut sangat sukses, dan menyerukan perdamaian. Namun, apakah keterlibatan AS akan benar-benar membawa perdamaian di Timur Tengah?
Dampak Serangan AS
Keterlibatan AS dalam konflik ini berpotensi membawa dampak yang jauh dari kata damai. Berikut adalah beberapa skenario yang mungkin terjadi:
1. Percepatan Program Nuklir Iran
Meskipun AS dan Israel fokus pada Fordow sebagai fasilitas nuklir utama, ada kekhawatiran bahwa Iran memiliki lokasi rahasia lain untuk memproduksi senjata. Serangan AS justru dapat memicu Iran untuk mempercepat program nuklirnya. Dengan kematian ilmuwan nuklir terkemuka mereka, Iran mungkin akan mencari cara baru untuk mengembangkan senjata nuklir sebagai bentuk pertahanan. Bahkan, parlemen Iran telah membahas kemungkinan untuk keluar dari Perjanjian Nonproliferasi Nuklir, sebuah perjanjian yang mengharuskan Iran untuk tunduk pada pengawasan internasional dan tidak mengembangkan senjata nuklir.
2. Eskalasi Perang yang Lebih Luas
Selama ini, Iran berusaha untuk tidak menyerang pasukan AS atau target yang dapat menarik AS ke dalam konflik dengan Israel. Namun, keterlibatan AS dalam serangan dapat memicu sekutu Iran di wilayah tersebut, seperti Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok bersenjata di Irak, untuk ikut berperang. Jika AS mencoba memaksa Iran untuk menyerah, Iran mungkin akan terus menyerang sampai batas kemampuannya.
3. Perubahan Rezim di Iran
Konflik ini juga menargetkan Pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Trump bahkan mengatakan bahwa AS sedang mempertimbangkan untuk membunuh Khamenei. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berpendapat bahwa kematian Khamenei dapat menyebabkan perubahan rezim di Iran. Namun, mengubah rezim yang sudah berkuasa selama puluhan tahun bukanlah hal yang mudah. Bahkan jika Khamenei terbunuh, pembentukan militer-religius yang telah memegang kekuasaan di Iran selama hampir lima dekade tidak akan runtuh. Garda Revolusi Islam, cabang militer Iran yang paling kuat, dapat mengambil alih kendali negara dan membentuk pemerintahan yang lebih ekstrem.
4. Kebangkitan Rakyat Iran
Sebagian rakyat Iran telah melakukan protes massal dan menentang kekuasaan saat ini. Awalnya, mereka bersorak-sorai atas serangan awal Israel ke Iran. Namun, jumlah korban yang terus bertambah, serangan terhadap infrastruktur sipil, dan kepanikan yang melanda kota-kota di Iran membuat banyak orang di negara itu ikut menentang Israel. Unggahan-unggahan patriotik yang mengekspresikan persatuan melawan intervensi asing telah membanjiri platform media sosial Iran.
Singkatnya, meskipun Trump menyerukan perdamaian setelah serangan AS ke Iran, tindakan ini justru berpotensi membawa dampak yang jauh lebih buruk, seperti percepatan program nuklir Iran, eskalasi perang yang lebih luas, perubahan rezim yang tidak stabil, dan kebangkitan rakyat Iran yang menentang intervensi asing.