Kasus Langka: Hamil Setelah Menelan Sperma, Mungkinkah?

Dunia medis dikejutkan dengan kasus seorang remaja putri berusia 15 tahun di Lesotho, Afrika Selatan, yang dinyatakan hamil setelah menelan sperma. Kasus yang terjadi lebih dari 30 tahun lalu ini memicu perdebatan dan menjadi sorotan di kalangan ahli.

Awalnya, remaja tersebut mengeluhkan sakit perut hebat dan tidak teratur. Pemeriksaan medis menunjukkan kehamilan sekitar sembilan bulan, meskipun ia sendiri mengaku tidak menyadarinya. Keadaan rahimnya menunjukkan kontraksi aktif dan posisi bayi sudah siap lahir.

Keunikan kasus ini terungkap ketika diketahui bahwa pasien pernah mengalami luka tusuk di perut bagian atas beberapa bulan sebelumnya. Luka tersebut menembus dinding perut dan menyebabkan luka di lambung. Saat pemulihan pasca operasi caesar, terungkap bahwa penusukan terjadi saat mantan kekasihnya memergoki ia melakukan seks oral dengan pacar barunya.

Dokter menduga, sperma yang tertelan berpindah ke organ reproduksi melalui robekan pada saluran pencernaan akibat luka tusuk tersebut. Meskipun lingkungan asam di saluran pencernaan biasanya mematikan sperma, air liur memiliki tingkat keasaman yang lebih rendah, memungkinkan sperma bertahan hidup. Kondisi kekurangan gizi yang dialami remaja tersebut saat kejadian juga diduga berperan.

Selain itu, pemeriksaan menemukan kondisi langka yang disebut atresia vagina distal, yaitu tidak adanya lubang vagina atau tertutup kulit. Kondisi ini diperkirakan terjadi pada 1 dari 4.000 hingga 10.000 bayi perempuan.

Tim medis akhirnya melakukan operasi caesar darurat dan remaja tersebut melahirkan bayi laki-laki sehat dengan berat 2,8 kilogram. Pemeriksaan pasca persalinan menunjukkan rahim pasien terhubung ke vagina yang hanya sedalam 2 sentimeter.

Kasus ini menjadi bukti bahwa meski sangat jarang, kehamilan akibat menelan sperma mungkin terjadi dalam kondisi yang sangat spesifik dan tidak biasa.

Scroll to Top