Seringkali kita fokus melindungi kulit dari sengatan matahari, namun tahukah Anda bahwa mata juga rentan terhadap bahaya serupa? Para ahli memperingatkan tentang ancaman radiasi ultraviolet (UV) terhadap organ penglihatan yang sensitif ini.
Kondisi ini dikenal secara medis sebagai fotokeratitis, di mana radiasi UV yang tinggi dapat menyebabkan luka bakar pada sel-sel epitel kornea. Kornea, bagian terluar mata yang berfungsi sebagai pelindung, terdiri dari lima lapisan penting, dengan lapisan terluar (epitel) yang bertugas melindungi mata dari debu, air, bakteri, serta menyalurkan oksigen dan nutrisi.
Paparan sinar UV yang berlebihan dapat menyebabkan lapisan epitel kehilangan ketahanannya dan mengelupas. Kehilangan lapisan ini, bahkan sebagian, dapat sangat menyakitkan karena banyaknya saraf di bawahnya.
Meskipun sel-sel epitel memiliki kemampuan untuk beregenerasi, kerusakan yang parah akibat sinar UV dapat menghambat proses ini. Dalam kasus ekstrem, sinar UV dapat membunuh sel-sel induk yang bertanggung jawab untuk regenerasi sel baru, bahkan mengganggu jaringan parut mata dan berpotensi menyebabkan kebutaan, meskipun kejadian ini sangat jarang.
Fotokeratitis umumnya dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi dapat menimbulkan gejala seperti nyeri mata yang hebat, mata merah, penglihatan kabur, pembengkakan, dan sakit kepala. Kondisi ini sering terjadi saat beraktivitas dengan paparan UV yang intens, seperti berjemur di pantai atau bermain ski di pegunungan yang tertutup salju.
Bahkan aktivitas sehari-hari seperti berperahu atau berkebun dapat meningkatkan risiko karena pantulan sinar UV dari permukaan seperti pasir atau air.
Langkah pencegahan terbaik adalah menggunakan kacamata hitam yang menghalangi 100 persen sinar UV dan memakai topi untuk melindungi mata dari paparan langsung sinar matahari. Dengan melindungi mata dari radiasi UV, kita dapat menjaga kesehatan penglihatan jangka panjang.