Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, dilaporkan mengambil langkah antisipatif terkait kemungkinan dirinya menjadi target pembunuhan oleh Israel. Khamenei dikabarkan telah menyiapkan tiga ulama sebagai kandidat penggantinya, serta menyiapkan suksesor di jajaran komando militer.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap potensi serangan Israel yang mungkin menargetkan lebih banyak pejabat militer Iran.
Sumber internal pemerintahan Iran menyebutkan bahwa rantai komando negara tetap berfungsi meskipun mengalami pukulan. Kementerian Intelijen Iran telah menginstruksikan para pejabat senior pemerintahan dan komandan militer untuk mengurangi aktivitas publik dan membatasi penggunaan komunikasi elektronik, termasuk ponsel, karena potensi menjadi target serangan.
Khamenei kini berkomunikasi dengan para komandan melalui ajudan kepercayaannya. Lokasi persembunyiannya saat ini tidak diketahui secara pasti.
Isu suksesi Khamenei adalah masalah sensitif yang akan diputuskan oleh Majelis Ahli Iran jika Khamenei meninggal dunia. Badan ulama ini akan memilih satu dari tiga kandidat pemimpin tertinggi.
Khamenei, yang telah memimpin Iran sejak 1989, menyadari risiko pembunuhan oleh Amerika Serikat atau Israel. Ia menginginkan transisi kekuasaan yang lancar setelah kematiannya, untuk menjaga warisannya dan mencegah Iran terjebak dalam perebutan kekuasaan yang rumit selama masa perang.
Meskipun identitas ketiga kandidat suksesor tidak diungkapkan, putra Khamenei, Mojtaba, dilaporkan tidak termasuk di antara mereka.