Jokowi Dipastikan Tak Ikut Kontestasi Ketua Umum PSI, Kaesang Ungkap Alasannya

Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi), telah dipastikan tidak akan mencalonkan diri sebagai ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Kabar ini disampaikan langsung oleh putra Jokowi, Kaesang Pangarep, yang saat ini menjabat sebagai ketua umum PSI.

Kaesang sendiri telah mendaftarkan diri sebagai kandidat ketua umum PSI pada Sabtu, 21 Juni. Ia mengungkapkan alasan mengapa ayahnya tidak ikut serta dalam pemilihan ini. Menurutnya, tidak etis jika seorang ayah dan anak saling bersaing dalam pemilihan yang sama.

"Saya sudah berdiskusi dengan beliau selama seminggu terakhir. Kami sepakat bahwa tidak mungkin anak dan bapak saling berkompetisi," ujar Kaesang setelah mendaftar sebagai calon ketua umum PSI di Jakarta Pusat.

Kaesang menekankan pentingnya memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk memimpin. Ia menyampaikan kepada Jokowi bahwa anak muda bukan hanya pemimpin masa depan, tetapi juga pemimpin masa kini.

Projo Sudah Menduga Jokowi Tak Akan Mendaftar

Relawan Pro-Jokowi (Projo) sebelumnya telah menyatakan keraguannya bahwa Jokowi akan mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum PSI. Mereka mengaku belum menerima indikasi apa pun dari Jokowi terkait hal ini.

"Sejujurnya, kami tidak yakin Pak Jokowi akan menjadi Ketum PSI karena kami belum melihat tanda-tanda ke arah sana," kata salah satu perwakilan Projo.

Mereka menambahkan bahwa Jokowi pernah menyampaikan akan memberi tahu jika bergabung dengan PSI atau partai lain. Namun, hingga saat ini, mereka belum menerima arahan apa pun.

Meskipun demikian, Projo menegaskan akan tetap mendukung Jokowi, baik jika bergabung dengan PSI maupun mendirikan partai sendiri. Mereka menilai kehadiran Jokowi masih sangat dibutuhkan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia maju pada tahun 2045.

Projo sendiri lebih mendorong Jokowi untuk mendirikan partai politik sendiri, demi mewujudkan visi dan misi Jokowi secara lebih murni. Namun, jika Jokowi memilih untuk bergabung dengan PSI, Projo akan menghargai pilihan tersebut. Mereka menyarankan agar Jokowi melakukan konsolidasi besar-besaran dan mengajak para pendukungnya untuk bergabung dengan PSI, serta melakukan rebranding terhadap partai tersebut, termasuk mengganti namanya.

Scroll to Top