Kebanyakan orang mengira varises hanya disebabkan oleh berdiri terlalu lama atau sering memakai sepatu hak tinggi. Padahal, kebiasaan duduk dalam waktu yang lama juga dapat memicu munculnya varises.
Menurut dokter spesialis bedah vaskular, varises bisa menyerang siapa saja, tak hanya penderita diabetes atau lansia. Bahkan, anak muda pun kini rentan terkena varises.
Varises merupakan salah satu gejala dari Chronic Venous Insufficiency (CVI), yaitu kondisi terganggunya aliran darah balik pada pembuluh vena yang menyebabkan masalah pada anggota tubuh bagian bawah, seperti pembengkakan (edema) dan perubahan warna kulit.
Gejala yang sering dikeluhkan penderita varises adalah kaki terasa pegal setelah berjalan jauh atau berdiri lama. Namun, keluhan ini biasanya mereda saat beristirahat.
Penyebab CVI bersifat multifaktorial. Tidak hanya berdiri terlalu lama, duduk terlalu lama juga dapat memicu varises. Pada dasarnya, segala aktivitas statis dapat memicu timbulnya varises.
Kebiasaan duduk terlalu lama saat bepergian atau traveling, serta mengangkat beban berat, dapat memicu varises.
Cara Mengatasi Varises
Ada berbagai metode penanganan varises yang efektif membantu pemulihan pasien. Terapi minimal invasif atau endovaskular menjadi pilihan populer karena efektivitasnya.
Berikut beberapa pilihan penanganan varises:
- Endovenous Microwave Ablation (EMWA): Prosedur menggunakan gelombang mikro tanpa sayatan untuk menghilangkan vena yang bermasalah, sehingga varises dan CVI dapat teratasi dengan cepat dan nyaman.
- Laser Endovenous (EVLT): Prosedur menggunakan sinar laser untuk menutup vena yang rusak dari dalam tanpa perlu sayatan besar. Laser akan mengarahkan darah ke pembuluh darah yang sehat.
- Radiofrequency Ablation (RFA): Prosedur menggunakan gelombang radiofrekuensi untuk memanaskan dan menutup vena yang bermasalah.
- Sclerotherapy: Prosedur penyuntikan larutan kimia ke dalam vena untuk menyebabkan peradangan dan penutupan vena yang bermasalah.
- Vein Glue: Prosedur menggunakan perekat khusus yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah vena yang rusak untuk menutupnya secara permanen.
Terapi endovaskular menawarkan beberapa keuntungan, seperti pemulihan yang lebih cepat, sayatan minimal, bekas luka yang sedikit, serta rasa nyeri yang minimal setelah tindakan.