Tel Aviv diguncang serangan rudal pada Minggu, 22 Juni 2025, menyusul gempuran Amerika Serikat terhadap tiga pusat nuklir utama Iran. Sedikitnya 27 rudal diluncurkan Iran ke wilayah Israel, menandai babak baru eskalasi konflik di Timur Tengah yang semakin mengkhawatirkan.
Otoritas medis Israel melaporkan 86 warga terluka akibat serangan ini. Dua korban mengalami luka sedang, 77 luka ringan, sementara empat lainnya membutuhkan perawatan akibat serangan panik. Tiga orang masih dalam observasi medis.
Serangan Iran terjadi dalam dua gelombang. Gelombang pertama menghantam berbagai area di Israel dengan sekitar 22 rudal. Gelombang kedua menyasar kota Haifa dengan setidaknya lima rudal. Militer Israel menduga, salah satu ledakan di Haifa mungkin disebabkan oleh kegagalan sistem pertahanan rudal mereka sendiri.
Foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan kerusakan parah. Di Ramat Aviv, dekat Tel Aviv, bangunan hancur lebur menjadi puing-puing yang berserakan di jalanan. Tim penyelamat berjuang keras mencari korban di tengah reruntuhan.
Militer Iran mengklaim target serangan adalah Bandara Ben Gurion, bandara internasional utama Israel yang ditutup sejak awal konflik. Namun, otoritas Israel menyatakan bandara kembali beroperasi pada pukul 14.00 waktu setempat untuk memfasilitasi penerbangan pemulangan.
Rudal balistik Khorramshahr-4, rudal terbesar Iran dengan jangkauan 2.000 km dan hulu ledak 1.500 kg, dikabarkan turut digunakan dalam serangan ini.
Sebagai balasan, militer Israel melancarkan serangan udara ke wilayah barat Iran.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyebut serangan ke Iran sebagai "keberhasilan militer spektakuler." Ia memperingatkan Iran untuk memilih jalur damai, atau menghadapi serangan yang lebih dahsyat. Trump menekankan bahwa AS memiliki target lain yang belum diserang.