Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk membombardir tiga fasilitas nuklir Iran memicu perpecahan di antara anggota Kongres Amerika Serikat. Serangan yang menargetkan Natanz, Fordow, dan Isfahan pada Minggu, 22 Juni 2025, ini menggunakan pesawat pengebom B-2 dengan bom GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator (MOP) serta rudal jelajah TLAM dari kapal selam Angkatan Laut AS.
Dukungan Partai Republik, Kecaman Demokrat
Sebelum melancarkan serangan, Trump hanya menghubungi para petinggi Partai Republik di Kongres. Ketua DPR Mike Johnson dan pemimpin mayoritas Senat John Thune adalah beberapa tokoh yang diberi tahu sebelum serangan. Sebaliknya, pemimpin minoritas Senat Chuck Schumer dan pemimpin minoritas DPR Hakeem Jeffries dari Partai Demokrat baru menerima pemberitahuan sesaat sebelum pengumuman publik, setelah serangan terjadi. Para anggota komite intelijen Senat dan DPR dari Demokrat juga tidak diberi tahu sampai setelah serangan.
Reaksi terhadap serangan ini sesuai dengan garis partai. Partai Republik di Kongres secara bulat mendukung tindakan Trump, sementara sebagian besar Demokrat mengecam keputusan untuk meluncurkan serangan tanpa persetujuan Kongres. Mereka menuntut penjelasan rinci.
Johnson membela tindakan Trump, menyatakan bahwa bahaya yang akan terjadi lebih besar daripada waktu yang dibutuhkan Kongres untuk bertindak. Ia menambahkan bahwa presiden menghormati kewenangan Kongres dan serangan tersebut sejalan dengan sejarah aksi militer serupa di bawah presiden dari kedua partai.
Senator Demokrat Mengecam Tindakan Sepihak Trump
Sejumlah Senator dari Partai Demokrat mengecam keputusan Trump untuk menyerang Iran tanpa berkonsultasi dengan Kongres dan tanpa strategi yang jelas. Senator Mark Warner mempertanyakan kurangnya konsultasi dengan Kongres, strategi yang jelas, serta penjelasan kepada rakyat Amerika tentang risiko yang dihadapi. Ia menuntut Trump segera hadir di hadapan Kongres untuk menjelaskan tujuan strategis dan bagaimana ia berencana melindungi nyawa warga Amerika.
Senator Tim Kaine menegaskan rencananya untuk memaksakan pemungutan suara di Senat yang menegaskan peran Kongres dalam pengambilan keputusan terkait perang. Ia mendorong semua Senator untuk memberikan suara apakah mereka mendukung perang Timur Tengah ketiga.
Anggota parlemen Republik, Thomas Massie, menilai tindakan Trump "tidak konstitusional." Demokrat juga mendesak Gedung Putih atas keputusannya untuk tidak memberi tahu pejabat tinggi mereka hingga setelah serangan dilakukan.
Senator Bernie Sanders menyatakan tindakan tersebut "sangat tidak konstitusional," sementara Jeffries memperingatkan bahwa pasukan AS di wilayah tersebut dapat menghadapi pembalasan dari Iran. Ia menuntut pengarahan rahasia segera untuk anggota parlemen. Demokrat New York itu menyebut Trump menyesatkan negara tentang niatnya, gagal mencari otorisasi kongres untuk penggunaan kekuatan militer dan mempertaruhkan keterlibatan Amerika dalam perang yang berpotensi membawa bencana di Timur Tengah.