Selat Hormuz di Ambang Krisis: Dampak Global Mengintai

Ketegangan di Timur Tengah meningkat tajam setelah serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran, memicu kekhawatiran akan potensi penutupan Selat Hormuz. Parlemen Iran telah menyuarakan dukungan untuk langkah tersebut, sebuah manuver yang bisa mengganggu secara signifikan lalu lintas minyak dunia. Keputusan akhir, bagaimanapun, berada di tangan dewan keamanan nasional Iran.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, telah meminta bantuan China, mengingat peran Beijing sebagai importir minyak utama dari Iran dan hubungan baik yang terjalin antara kedua negara. Rubio menekankan betapa pentingnya Selat Hormuz bagi pasokan energi China, mendesak pemerintah China untuk campur tangan.

Penutupan Selat Hormuz, jalur vital antara Iran dan Oman, dapat memicu dampak ekonomi global yang dahsyat. Data menunjukkan bahwa sekitar 20 juta barel minyak mentah, atau 20% dari konsumsi global, melewati jalur ini setiap harinya.

Harga minyak telah merespon dengan kenaikan lebih dari 2% setelah serangan AS, mencerminkan ketakutan pasar akan gangguan pasokan. Analis memperkirakan harga minyak bisa melonjak di atas US$100 per barel jika selat tersebut ditutup dalam jangka waktu yang signifikan. Meskipun demikian, beberapa pihak berpendapat bahwa risiko Iran menutup Selat Hormuz tergolong rendah, mengingat potensi konsekuensi serius yang akan dihadapi, termasuk kemungkinan respons militer dari AS.

Iran adalah produsen minyak terbesar ketiga di OPEC, dengan produksi mencapai 3,3 juta barel per hari dan ekspor 1,84 juta barel per hari. Sebagian besar minyak Iran diekspor ke China, dan sekitar separuh impor minyak mentah China melalui laut berasal dari Teluk Persia. Penutupan Selat Hormuz akan secara langsung menghentikan aliran ekspor minyak Iran ke China, memutus sumber pendapatan utama negara tersebut.

Meskipun pasar secara umum meyakini bahwa Angkatan Laut AS mampu dengan cepat mengatasi upaya Iran untuk memblokir Selat Hormuz, sejumlah analis memperingatkan agar tidak meremehkan potensi gangguan. Gangguan pengiriman minyak dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Meskipun AS pada akhirnya akan menang, prosesnya tidak akan mudah.

Scroll to Top