Mantan Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi, menjadi perbincangan hangat karena perubahan warna kulit wajahnya. Banyak yang bertanya-tanya tentang kondisi kesehatannya. Apa sebenarnya yang terjadi pada Jokowi?
Semuanya bermula setelah kunjungan Jokowi ke Vatikan pada April 2025, sebagai utusan Presiden Prabowo Subianto, untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus. Sepulang dari Vatikan, Jokowi mengalami reaksi alergi.
Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah, menjelaskan bahwa ketidakhadiran Jokowi dalam upacara Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2025 disebabkan oleh pemulihan alergi kulit. Perbedaan cuaca di Vatikan diduga menjadi pemicu utama, sehingga tubuh Jokowi perlu beradaptasi sekembalinya ke Indonesia.
Spekulasi tentang penyakit autoimun sempat muncul, namun dibantah oleh ajudan. Syarif menegaskan bahwa kondisi Jokowi tidak berat dan telah ditangani dokter. Bahkan, Jokowi masih bisa beraktivitas seperti bersepeda.
Sorotan kembali mengarah pada Jokowi saat perayaan ulang tahun ke-64 pada 21 Juni 2025. Kemunculannya bersama keluarga dengan warna kulit wajah yang berbeda mencuri perhatian. Ajudan Jokowi membenarkan adanya perubahan visual pada kulit wajah Jokowi, namun memastikan kondisi fisiknya baik dan tidak ada masalah serius selain peradangan akibat alergi kulit.
Di media sosial, ramai dibicarakan kemungkinan Jokowi mengidap Stevens-Johnson Syndrome (SJS), penyakit autoimun kulit. Namun, ajudan menyerahkan penjelasan lebih detail kepada dokter.
Apa Itu Stevens-Johnson Syndrome (SJS)?
SJS adalah kelainan kulit dan selaput lendir yang langka dan serius, biasanya merupakan reaksi terhadap obat-obatan. Gejala awalnya mirip flu, diikuti ruam menyakitkan yang menyebar dan melepuh. SJS adalah kondisi darurat medis yang memerlukan perawatan intensif.
Alergi Kulit dan Peradangan
Menurut dokter spesialis kulit, alergi kulit adalah respons sistem imun terhadap zat pemicu (alergen) yang sebenarnya tidak berbahaya. Paparan alergen memicu pelepasan histamin dan zat kimia lain yang menyebabkan peradangan pada kulit. Akibatnya, kulit menjadi merah, bengkak, gatal, dan terasa panas atau perih.
Penyebab alergi kulit bisa beragam, antara lain kontak langsung dengan logam, lateks, kosmetik, sabun, atau parfum; makanan/obat-obatan; serta faktor lingkungan seperti debu, serbuk sari, gigitan serangga, cuaca ekstrem, atau keringat. Dalam kasus Jokowi, perbedaan kondisi cuaca antara Vatikan dan Indonesia kemungkinan menjadi faktor pemicu alergi kulit.
Saat ini, Jokowi sedang dalam masa pemulihan. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda yang ingin mengetahui kondisi terkini mantan Presiden Jokowi.