Konflik geopolitik kembali memanas setelah AS menyerang tiga fasilitas nuklir Iran. Langkah ini diambil hanya berselang hari setelah pernyataan Gedung Putih mengenai penentuan sikap AS terhadap Iran.
Sebagai respons, parlemen Iran dikabarkan mendukung rencana penutupan Selat Hormuz, jalur penting yang menjadi lalu lintas sekitar 20% pasokan minyak dunia. Meski keputusan akhir berada di tangan dewan keamanan nasional Iran, potensi penutupan selat ini memicu kekhawatiran global.
AS berupaya meredakan ketegangan dengan menghubungi China, importir minyak terbesar dari Iran, untuk mencegah penutupan Selat Hormuz. Sementara itu, Iran belum melakukan serangan balasan, namun menyatakan tengah mempertimbangkan segala opsi. AS pun memperingatkan akan memberikan respons yang lebih kuat jika Iran menyerang aset-asetnya.
Saat ini, Iran belum memiliki aliansi yang kuat untuk melawan AS. Meski beberapa negara seperti China dan Rusia mengecam tindakan AS, dukungan militer formal sulit diberikan karena ketiadaan hubungan militer yang solid dengan Iran.
Dampak ke Pasar
Harga minyak mentah Brent sempat melonjak tajam sebelum akhirnya stabil menyusul tidak adanya respons langsung dari Iran. Hal ini mengindikasikan bahwa pasokan minyak dari Timur Tengah belum terganggu secara signifikan.
Pasar saham global bereaksi beragam. Di Asia, Nikkei sedikit melemah, sementara bursa Eropa juga mengalami penurunan. IHSG terkoreksi cukup dalam, terutama karena penurunan saham-saham berkapitalisasi besar.
Poin Penting untuk Investor
Investor perlu memantau perkembangan situasi dengan cermat. Respons Iran terhadap serangan AS akan menjadi kunci pergerakan harga di pasar energi dan saham. Ketidakpastian geopolitik ini akan terus memicu volatilitas, sehingga kehati-hatian sangat diperlukan.
Berita Korporasi
- $BUMI: Tambang Wolfram Limited ditargetkan beroperasi pada 2026. Perusahaan juga menargetkan pendapatan non-batu bara berkontribusi 50% dari total pendapatan pada 2030.
- $BREN: Barito Renewables Energy memperoleh fasilitas kredit untuk membiayai ekspansi kapasitas melalui proyek retrofit PLTP Darajat dan pembangunan PLTP Salak.
- $LSIP: PP London Sumatra Indonesia akan membagikan dividen sebesar 65 rupiah per saham, setara dengan dividend yield sekitar 5,4%.
- $HRUM: Komisaris Harum Energy membeli sekitar 11,5 juta saham HRUM dengan harga rata-rata 835 rupiah per lembar.
- $CLPI: Colorpak Indonesia akan membagikan dividen sebesar 139,21 rupiah per saham, setara dengan dividend yield sekitar 10,7%.
- $NICL: Pengendali PAM Mineral membeli sekitar 7,7 juta saham NICL dengan harga rata-rata sekitar 1.118 rupiah per lembar.
- $DLTA: Delta Djakarta akan membagikan dividen sebesar 172 rupiah per saham, setara dengan dividend yield sekitar 8,1%.
Top Gainers & Losers
[Data Top Gainers & Losers]
Berita Lainnya
- Likuiditas perekonomian (M2) tumbuh 4,9% YoY pada Mei 2025.
- Direktur Utama Medikaloka Hermina ($HEAL) membeli saham HEAL.
- Pemerintah mempertimbangkan opsi impor gas mandiri untuk industri.
- Implementasi zero ODOL ditargetkan pada 2026, dengan penegakan hukum mulai Agustus 2025.
- BMKG memprediksi musim kemarau yang lebih pendek di sebagian besar wilayah Indonesia.
- Bank DKI melakukan rebranding menjadi Bank Jakarta dan menargetkan IPO pada 2026.
Analisis Komunitas: Iran, Amerika, dan Narasi Palsu?
Klaim AS mengenai penghancuran fasilitas nuklir Iran ditanggapi skeptis oleh sebagian pihak. Analisis dari komunitas menyoroti minimnya dampak signifikan yang seharusnya terjadi jika fasilitas nuklir benar-benar diserang. Apakah ini hanya bagian dari drama politik untuk menggerakkan pasar? Investor diajak untuk berpikir kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang beredar.