Fasilitas nuklir Fordow di Iran, kembali menjadi sasaran serangan, kali ini diduga dilakukan oleh Israel pada Senin (23/6), sehari setelah Amerika Serikat membombardir situs tersebut.
Kantor berita Iran, Tasnim News, mengabarkan serangan terbaru ini terjadi di provinsi Qom, menargetkan lokasi yang sama yang sebelumnya diserang oleh AS.
Serangan Israel ini terjadi setelah AS melancarkan serangan menggunakan bom penghancur bunker GBU-57 pada Minggu pagi. Presiden AS saat itu mengklaim serangan tersebut berhasil menghancurkan Fordow.
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, menyatakan kerusakan parah kemungkinan terjadi pada fasilitas nuklir Iran yang terletak di bawah gunung tersebut. Citra satelit menunjukkan adanya beberapa kawah besar di Fordow, mengindikasikan kerusakan "sangat signifikan."
IAEA dan Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) belum dapat melakukan penilaian lengkap terhadap kerusakan di bagian bawah tanah Fordow.
Serangan AS pada Minggu pagi waktu Iran menargetkan tiga situs nuklir Iran di Isfahan, Natanz, dan Fordow. AS mengklaim serangan tersebut berhasil menghancurkan fasilitas-fasilitas nuklir Iran. Namun, sejumlah pejabat Iran menyebut serangan AS tidak berdampak signifikan.
Fordow merupakan salah satu fasilitas nuklir utama Iran yang terletak di bawah gunung dekat Qom. Dokumen yang dicuri Israel pada 2018 menunjukkan Fordow berada 80-90 meter di bawah tanah.
Israel telah mencoba menyerang Fordow sejak meluncurkan Operasi Rising Lion pada 13 Juni, namun upaya tersebut gagal.
Beberapa pengamat menilai AS memiliki kemampuan untuk menghancurkan Fordow dengan bom GBU-57 yang dibawa oleh pesawat pengebom B-2. Menurut seorang pejabat AS, Washington menggunakan 12 bom penghancur bunker yang dibawa oleh enam pesawat B-2 dalam serangan terhadap Fordow. Citra satelit pasca serangan menunjukkan adanya enam kawah besar di lokasi tersebut.