Penawaran perdana saham (IPO) PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), anak usaha tidak langsung PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), tengah menjadi sorotan investor. Kombinasi antara nama besar grup induk, sektor yang menjanjikan, dan strategi bisnis yang solid menjadikan IPO ini menarik untuk dicermati.
CDIA merupakan bagian dari Barito Pacific, sebuah konglomerasi terkemuka di sektor energi dan petrokimia. Reputasi TPIA sebagai pemain utama dalam industri kimia dan plastik di Indonesia memberikan keyakinan bagi investor terhadap potensi pertumbuhan jangka panjang CDIA.
CDIA bergerak di sektor infrastruktur, khususnya utilitas. Perusahaan ini menawarkan 124.829.375 lot saham, atau setara dengan 10% dari total saham, dengan target perolehan dana IPO antara Rp2,1 triliun hingga Rp2,4 triliun. Dengan demikian, potensi kapitalisasi pasar CDIA diperkirakan mencapai Rp21,2 triliun hingga Rp23,7 triliun. IPO ini tercatat di papan utama Bursa Efek Indonesia. Menariknya, IPO CDIA ini melibatkan enam perusahaan sekuritas sebagai penjamin emisi (underwriter).
Alokasi Dana IPO
Dana yang diperoleh dari IPO akan dialokasikan untuk:
- Pengembangan Bisnis Logistik: Sekitar Rp871,76 miliar akan disalurkan ke anak perusahaan di pilar bisnis logistik, yaitu CSI dan MIM. Dana ini akan digunakan untuk pembelian kapal dan pembiayaan operasional.
- Pengembangan Bisnis Pelabuhan dan Penyimpanan: Sekitar Rp1,5 triliun akan disalurkan ke anak perusahaan di pilar bisnis pelabuhan dan penyimpanan, yaitu CSP, yang kemudian akan diteruskan ke CCP. Dana ini akan digunakan untuk pembangunan tangki penyimpanan, pipa saluran ethylene, dan fasilitas pendukung lainnya.
Struktur Permodalan
Setelah IPO, TPIA akan tetap menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 60% saham CDIA. CDIA memiliki peran strategis bagi TPIA, yaitu menyediakan jasa logistik, transportasi laut, dan terminal penyimpanan, serta mengelola infrastruktur energi dan utilitas yang mendukung proyek ekspansi CAP2 dari TPIA.
Fokus Bisnis
CDIA berfokus pada sektor infrastruktur strategis yang mendukung operasional TPIA dan perusahaan besar lainnya. Portofolio aset CDIA meliputi:
- Energi: Melalui PT Krakatau Chandra Energi (KCE), CDIA mengoperasikan pembangkit listrik berkapasitas 120 MW yang memasok kebutuhan energi untuk kawasan industri dan perumahan di Cilegon.
- Air: PT Krakatau Tirta Industri (KTI), yang 49% sahamnya dimiliki oleh CDIA, mengelola sistem pengolahan air baku, daur ulang, dan pengolahan air limbah.
- Kepelabuhanan & Penyimpanan: CDIA memiliki dan mengoperasikan fasilitas pelabuhan dan penyimpanan, termasuk PT Chandra Pelabuhan Nusantara, PT Chandra Samudera Port (CSP), dan PT Redeco Petrolin Utama (RPU), yang menyediakan layanan dermaga dan tangki untuk produk kimia dan minyak bumi olahan.
- Logistik: CDIA mengelola anak usaha di bidang logistik, seperti PT Chandra Shipping International (CSI), PT Marina Indah Maritim (MIM), dan PT Chandra Cold Chain (CCC), yang mendukung distribusi barang dan bahan baku, termasuk layanan rantai dingin.
Kinerja Keuangan
CDIA mencatatkan peningkatan kinerja yang signifikan. Pada Desember 2024, pendapatan perusahaan meningkat 34,96% menjadi US$102,25 juta. Kenaikan pendapatan ini mendorong peningkatan laba bersih hingga 1.632,52% menjadi US$32,69 ribu.
Valuasi
Secara Price Book Value (PBV), valuasi IPO CDIA tergolong terjangkau dengan PBV di angka 1. Namun, secara sektoral, valuasi IPO CDIA berada di atas rata-rata industri dengan Price Earning Ratio (PER) 12.
Investasi di Saham RATU
CDIA memiliki investasi saham di PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) sebesar US$9,64 juta atau setara dengan Rp155,8 miliar, yang mencerminkan kepemilikan sebesar 4,99%.
Prospek Usaha
Prospek usaha CDIA didukung oleh pertumbuhan permintaan di berbagai sektor, antara lain:
- Energi Listrik: Konsumsi listrik di Indonesia diperkirakan terus meningkat, didorong oleh pengembangan industri berteknologi tinggi, ekonomi hijau, dan pembangunan infrastruktur.
- Logistik: Permintaan untuk liquid carriers atau kapal kargo curah cair terus meningkat seiring dengan meningkatnya ketergantungan Indonesia pada impor.
- Kepelabuhanan dan Penyimpanan: Kebutuhan akan fasilitas penyimpanan independen semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan industri petrokimia dan energi.
- Air Bersih: Permintaan air bersih melalui WTP terus meningkat, terutama dari sektor perumahan.
Dengan prospek bisnis yang cerah dan dukungan dari grup induk yang kuat, IPO CDIA menjadi pilihan investasi yang menarik di sektor infrastruktur.