Konsumsi gula berlebihan memicu peningkatan penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, dan hipertensi di Indonesia. Diabetes, khususnya, terus mengalami peningkatan. Gaya hidup dan pola makan, terutama asupan gula, berperan besar dalam tren ini.
Menyadari bahaya konsumsi gula berlebih, inovasi alternatif pemanis yang lebih sehat menjadi krusial. Stevia (Stevia rebaudiana), tanaman pemanis alami, menawarkan solusi potensial. Stevia mengandung steviol glikosida yang sangat manis namun rendah kalori. Cocok untuk penderita diabetes karena tidak mempengaruhi kadar gula darah, stevia mendukung gaya hidup sehat dan pencegahan penyakit metabolik. Pengembangan konsumsi stevia, terutama mengingat faktor usia dan hipertensi sebagai pemicu diabetes, adalah langkah strategis.
Selain manfaat kesehatan, budidaya stevia ramah lingkungan. Proses pengolahan yang sederhana, seperti pencucian, pengeringan, penghalusan, dan penyaringan daun, minim limbah dan tidak mencemari lingkungan. Stevia dapat ditanam di lahan sempit dengan perawatan mudah, ideal untuk dikembangkan di skala rumah tangga maupun industri kecil. Ini membuka peluang bagi masyarakat untuk berkontribusi pada sistem pangan berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada pemanis buatan dari industri besar yang seringkali berdampak negatif pada lingkungan.
Tingginya angka diabetes di Indonesia bukan hanya karena kurangnya akses layanan kesehatan, tetapi juga karena rendahnya kesadaran masyarakat tentang bahaya gula berlebih. Gaya hidup gemar makanan dan minuman manis mempercepat risiko penyakit metabolik. Perubahan pola makan sejak dini penting untuk mencegahnya.
Stevia menjadi pemanis alami pengganti gula yang efektif. Rasa manisnya tinggi, kalorinya nol, dan tidak menyebabkan lonjakan gula darah. Pengolahannya mudah, ramah lingkungan, dan layak dikembangkan di tingkat rumah tangga.
Langkah strategis yang dapat diterapkan:
- Edukasi langsung: Penyuluhan di puskesmas tentang bahaya gula dan manfaat stevia. Pelatihan membuat bubuk stevia akan mempermudah pemahaman.
- Pengembangan usaha mikro: Pemberdayaan masyarakat untuk membudidayakan stevia dan mengolahnya menjadi produk bernilai jual seperti teh celup, sirup alami, atau bubuk pemanis sehat.
- Integrasi dalam program ketahanan pangan keluarga: Menanam stevia di pekarangan rumah untuk meningkatkan pola konsumsi sehat.
Stevia memiliki peran strategis dalam pengembangan inovasi pangan fungsional. Dengan kandungan pemanis alami dan manfaat biologis seperti antidiabetik, antioksidan, dan antiinflamasi, stevia berpotensi menjadi bahan baku produk pangan yang aman dan menyehatkan. Peluang besar bagi industri pangan, UMKM, dan pelaku inovasi kuliner untuk menciptakan produk baru yang lebih ramah bagi penderita diabetes, anak-anak, maupun lansia.
Produk berbasis stevia ideal untuk perbaikan gizi kelompok rentan, termasuk lansia. Stevia tidak meningkatkan kadar glukosa darah, cocok untuk makanan atau minuman harian lansia. Pengembangan produk seperti teh celup herbal, minuman serbuk instan, atau camilan sehat rendah gula, mudah diterima karena praktis.
Dukungan edukasi kesehatan yang menargetkan keluarga dan kader kesehatan sebagai agen perubahan diperlukan. Pemahaman keluarga tentang manfaat stevia akan menggeser pilihan konsumsi dari pemanis buatan ke pemanis alami.
Stevia adalah alternatif relevan dan strategis untuk mengendalikan konsumsi gula berlebih. Selain aman bagi penderita diabetes, stevia memberikan manfaat tambahan seperti sifat antidiabetik dan antioksidan, menjadikannya cocok untuk berbagai kelompok usia. Pengolahan yang sederhana dan tidak menghasilkan limbah berbahaya menjadikannya ramah untuk diterapkan di tingkat rumah tangga.
Dengan kolaborasi antara edukasi kesehatan, inovasi produk pangan, dan pemberdayaan masyarakat, stevia berpotensi menjadi solusi lintas sektor dan lintas generasi, menjawab tantangan kesehatan masyarakat dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih sadar gizi, mandiri, dan berkelanjutan.