Surabaya – Korea Utara dengan tegas mengutuk serangan yang dilancarkan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran, menyebut tindakan itu sebagai pelanggaran berat terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pyongyang juga menuding tindakan "gegabah Israel" sebagai pemicu utama meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyatakan bahwa serangan AS terhadap Iran adalah pelanggaran serius terhadap prinsip penghormatan kedaulatan yang tertuang dalam Piagam PBB. Juru bicara tersebut, yang identitasnya tidak disebutkan, menambahkan bahwa konflik regional yang berkecamuk saat ini adalah konsekuensi logis dari tindakan sembrono Israel.
Korea Utara menuduh Israel terus-menerus memprioritaskan kepentingan sepihak melalui kebijakan perang dan perluasan wilayah yang tak henti-hentinya. Pernyataan ini merupakan tanggapan pertama Korea Utara, negara pemilik senjata nuklir, terhadap serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran yang terjadi beberapa waktu lalu.
Presiden AS, menyatakan bahwa serangan tersebut telah "melumpuhkan" program nuklir Iran. Meskipun demikian, Washington menegaskan bahwa mereka tidak memiliki niat untuk menggulingkan pemerintahan Teheran. Presiden AS bahkan mengklaim bahwa kerusakan parah telah terjadi di seluruh lokasi nuklir di Iran, sebagaimana yang terlihat dalam citra satelit.
Korea Utara diyakini memiliki puluhan hulu ledak nuklir dan berbagai sistem peluncuran yang menjadi ancaman bagi Korea Selatan dan sekutu utamanya, AS, yang menempatkan sekitar 30.000 tentara di Semenanjung Korea. Secara teknis, Korea Utara dan Korea Selatan masih dalam keadaan perang karena Perang Korea tahun 1950-1953 hanya berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.