Iran Putus Akses Internet Global di Tengah Ketegangan dengan Israel

Pemerintah Iran mengambil langkah drastis dengan memutus akses internet dan jaringan telepon internasional secara nasional. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap serangkaian serangan siber dahsyat yang mengincar infrastruktur penting negara.

Pengumuman resmi disampaikan pada Minggu, 22 Juni 2025, oleh juru bicara pemerintah, Fatemeh Mohajerani. Dalam pernyataannya, Mohajerani menegaskan bahwa langkah ini diambil demi keamanan nasional. Prioritas utama adalah menjaga stabilitas sistem perbankan, komunikasi pemerintahan, dan fasilitas vital lainnya dengan mengandalkan jaringan internal nasional yang terisolasi dari internet global.

Keputusan ini dipicu oleh serangan siber yang menargetkan Bank Sepah dan platform jual beli kripto, Nobitex. Kelompok peretas misterius bernama Predatory Sparrow, atau Gonjeshke Darande dalam bahasa Persia, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kelompok ini dikenal sebagai hacktivist pro-Israel yang sebelumnya juga pernah melumpuhkan pompa bensin dan pabrik baja di Iran.

"Bursa kripto diretas, dan pesawat nirawak musuh dikendalikan melalui internet global. Oleh karena itu, kami harus menutup akses tersebut," jelas Mohajerani.

Di tengah pembatasan ini, miliarder Elon Musk mengumumkan aktivasi layanan internet satelit Starlink di Iran. "Sinyalnya sudah menyala," cuit Musk melalui akun X miliknya. Starlink, dengan lebih dari 7.500 satelit di orbit rendah, memungkinkan akses internet bahkan ketika infrastruktur darat lumpuh. Warga Iran memerlukan terminal khusus untuk menggunakan layanan ini.

Situasi ini berkembang menyusul serangan udara besar-besaran dari Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran pada 13 Juni 2025, yang mengakibatkan sejumlah tokoh penting kehilangan nyawa.

Scroll to Top