Homo Juluensis: Spesies Manusia Purba Baru Ditemukan di Tiongkok?

Dunia paleoantropologi mungkin akan memiliki anggota baru. Selama ini, kita mengenal Neanderthal, Homo Sapiens, dan Denisova sebagai spesies manusia purba. Namun, riset terbaru di Tiongkok mengungkap kemungkinan eksistensi spesies manusia purba yang berbeda, yang dinamakan Homo juluensis. Nama ini berarti "kepala besar" dalam bahasa Mandarin, merujuk pada ciri fisik yang menonjol dari spesies ini.

Penemuan ini berpotensi mengubah pemahaman kita tentang evolusi manusia, terutama mengenai variasi hominin pada masa Pleistosen Tengah (sekitar 300.000 hingga 50.000 tahun lalu). Setelah Homo sapiens berevolusi dan menyebar dari Afrika, interaksi mereka dengan spesies hominin lain menjadi fokus penelitian.

Fosil-fosil seperti Homo heidelbergensis dan Homo longi telah ditemukan, namun klasifikasi mereka masih diperdebatkan. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa fosil-fosil tersebut mungkin hanya variasi dari spesies yang sudah ada, bukan spesies yang berbeda.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal PaleoAnthropology memaparkan fosil-fosil hominin unik yang ditemukan di Xujiayao, Tiongkok utara. Tengkorak-tengkorak ini memiliki ukuran yang besar dan lebar, dengan beberapa karakteristik yang menyerupai Neanderthal. Namun, terdapat juga ciri-ciri yang mirip dengan manusia modern dan Denisova.

Para peneliti berpendapat bahwa fosil-fosil ini mewakili spesies hominin berotak besar (juluren) yang pernah mendiami sebagian besar wilayah Asia timur pada masa Kuarter Akhir (300.000 hingga 50.000 tahun lalu). Bahkan, mereka mengusulkan bahwa Denisova mungkin sebenarnya adalah Homo juluensis.

Penemuan Homo juluensis, jika terkonfirmasi, dapat memperkaya peta evolusi manusia dan menempatkan Asia sebagai wilayah penting dalam perkembangan hominin. Fosil-fosil yang diduga milik Homo juluensis ini pertama kali ditemukan pada akhir tahun 70-an, terdiri dari sisa-sisa 16 individu yang ditemukan di dua lokasi berbeda di Tiongkok.

Scroll to Top