Korea Utara Terinspirasi Serangan AS ke Iran, Percepat Pengembangan Nuklir?

Serangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran diyakini menjadi sinyal penting bagi Korea Utara. Presiden AS, Donald Trump, mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap tiga fasilitas Iran di Fordow, Naftanz, dan Isfahan pada Minggu (22/6/2025). Kementerian Luar Negeri Iran mengecam tindakan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional, namun berupaya menghindari provokasi langsung.

Para ahli berpendapat, insiden ini semakin memantapkan keyakinan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, bahwa senjata nuklir adalah jaminan terbaik bagi kelangsungan kekuasaannya. Ada kemungkinan Kim Jong-un menafsirkan serangan AS sebagai pembenaran untuk meningkatkan program rudal dan senjata nuklirnya, serta mempererat hubungan dengan Rusia dan China.

Korea Utara, melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, mengutuk keras serangan AS yang dianggap merusak Piagam PBB dan hukum internasional, serta membahayakan stabilitas global. Mereka juga menyalahkan Israel atas krisis di Timur Tengah. Namun, tanggapan ini disampaikan oleh juru bicara tingkat menengah, yang menurut para ahli menunjukkan penurunan intensitas retorika yang disengaja.

Analis Korea Yang Moo-jin berpendapat, dengan memberikan tanggapan melalui juru bicara tingkat menengah, Korea Utara menjaga jarak dari situasi Iran dan menolak perbandingan antara kedua negara.

Elit penguasa Korea Utara telah lama menekankan senjata nuklir sebagai jaminan utama terhadap intervensi asing. Dengan perkiraan 40 hingga 50 hulu ledak nuklir dan sejumlah rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu mencapai AS, Pyongyang memiliki kemampuan untuk melakukan pembalasan yang menghancurkan.

Serangan AS terhadap Iran menjadi pengingat bagi Korea Utara akan kemampuan negara adidaya tersebut, terutama terhadap fasilitas nuklir bawah tanah Korea Utara. Para ahli memprediksi, rezim Korea Utara akan merespons dengan memperkuat sikap pencegahannya.

Profesor Lim Eul-chul berpendapat, kebijakan luar negeri Korea Utara, yang berpusat pada kelangsungan hidup rezim melalui persenjataan nuklir, akan diperkuat secara fundamental oleh serangan Iran. Ia juga memprediksi serangan tersebut akan mempercepat dan memperdalam kerja sama militer dengan Rusia.

Scroll to Top