Kemunculan virus hanta di Indonesia menjadi perhatian publik. Namun, seorang ahli epidemiologi berpendapat bahwa status Kejadian Luar Biasa (KLB) belum mendesak untuk diterapkan.
Alasannya, penyebaran kasus saat ini masih terbatas di lingkup lokal dan hanya teridentifikasi di beberapa wilayah tertentu. Penetapan KLB dinilai perlu dipertimbangkan kembali, kecuali jika ditemukan kasus dengan gejala berat seperti gagal ginjal akut. Lonjakan kematian misterius yang selaras dengan karakteristik virus hanta juga bisa menjadi pertimbangan.
Lebih lanjut, penetapan KLB idealnya didasarkan pada tingkat risiko suatu daerah. Faktor-faktor seperti sanitasi yang buruk, populasi tikus yang tinggi, serta kesulitan akses terhadap layanan kesehatan dapat memicu peningkatan risiko penyebaran virus.
Jika kerentanan-kerentanan ini ada, penetapan KLB di wilayah tersebut dapat menjadi langkah yang bijaksana. Status KLB dapat memberikan dukungan tambahan, terutama bagi warga yang mungkin mengalami keterbatasan finansial dalam mengakses layanan kesehatan.
