Autoimun terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang sel-sel sehat. Kondisi ini dapat menyerang berbagai bagian tubuh, termasuk kulit. Ada beragam jenis penyakit autoimun yang menyerang kulit, seperti psoriasis, skleroderma, lupus, dermatomiositis, epidermolisis bulosa, pemfigoid bulosa, dan pemfigus.
Penyebab pasti autoimun kulit belum diketahui secara pasti. Faktor-faktor seperti paparan radiasi ultraviolet, makanan tertentu, perubahan hormon, dan infeksi diduga berperan sebagai pemicu. Faktor genetik juga diduga meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit autoimun kulit tertentu.
Dampak autoimun pada kulit bervariasi, tergantung jenis penyakitnya. Beberapa gejala umum meliputi ruam yang tak kunjung sembuh, kulit kering, bercak putih, dan luka yang sulit sembuh.
Mengenali Ciri-Ciri Penyakit Autoimun Kulit
Ciri-ciri penyakit autoimun kulit berbeda-beda, tergantung jenisnya. Namun, secara umum, beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi:
- Bercak merah bersisik
- Ruam
- Pengerasan atau pengencangan kulit
- Hilangnya pigmen kulit, menyebabkan bercak putih
- Lesi dan lepuh
Berikut penjelasan lebih detail mengenai ciri-ciri beberapa jenis penyakit autoimun kulit:
1. Psoriasis
Psoriasis menyebabkan munculnya bercak-bercak kering yang tertutup sisik pada kulit. Warna bercak dapat bervariasi, misalnya merah muda atau merah dengan sisik putih keperakan pada orang dengan kulit cokelat.
2. Dermatomiositis
Dermatomiositis adalah kelainan autoimun yang umumnya menyerang otot, tetapi juga dapat memengaruhi kulit. Gejala dermatomiositis meliputi kelemahan otot, kesulitan menelan, ruam berwarna ungu-merah, dan sesak napas.
3. Lupus Kutan
Lupus kutan memiliki berbagai subtipe dengan ciri-ciri yang bervariasi. Namun, secara umum, lupus kutan ditandai dengan ruam berbentuk bercak merah bersisik.
4. Skleroderma
Skleroderma adalah penyakit langka yang menyebabkan pengerasan atau pengencangan kulit. Gejala utamanya adalah pengerasan kulit, yang biasanya dimulai dari jari, tangan, kaki, dan wajah. Masalah pencernaan seperti kembung, diare, dan sembelit juga dapat terjadi.
5. Pemfigus
Pemfigus menyebabkan kulit melepuh. Lepuhan ini cenderung rapuh dan mudah pecah, sehingga menimbulkan luka berkerak. Lepuhan sering kali muncul pertama kali di wajah, kemudian menyebar ke area kulit lain.
Cara Mengatasi Penyakit Autoimun Kulit
Penyakit autoimun kulit tidak dapat disembuhkan secara total, namun gejalanya dapat dikendalikan dengan pengobatan dan perawatan tertentu.
Penanganan kondisi autoimun pada kulit sangat bervariasi. Terapi fisik dapat membantu mengatasi rasa sakit dan meningkatkan kekuatan tubuh. Terapi cahaya dapat mengurangi ruam dan rasa gatal. Perawatan dengan laser medis juga dapat digunakan.
Pada kasus yang parah, operasi mungkin diperlukan untuk mengatasi komplikasi akibat skleroderma. Perawatan lain meliputi penggunaan salep, krim, atau losion pada kulit.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Tips Mencegah Penyakit Autoimun Kulit
Meskipun penelitian mengenai pencegahan autoimun masih terbatas, beberapa langkah dapat dilakukan untuk mengurangi risiko, antara lain:
- Kurangi konsumsi tepung dan gula.
- Batasi asupan gluten.
- Perbanyak konsumsi lemak sehat.
- Konsumsi sayuran dan buah-buahan secara rutin.
- Hindari makanan yang menyebabkan alergi.
- Konsumsi suplemen sesuai anjuran dokter.
- Lakukan olahraga atau aktivitas fisik secara rutin.