COQUIMBO – Dunia astronomi dikejutkan dengan penampakan luar angkasa yang menakjubkan, hasil bidikan Observatorium Vera C. Rubin di Chili. Observatorium ini, yang dilengkapi dengan kamera digital terbesar di dunia, menjanjikan revolusi dalam pemahaman kita tentang alam semesta.
Observatorium Rubin diharapkan mampu mengungkap keberadaan jutaan asteroid, termasuk yang berpotensi mengancam Bumi, asteroid dengan ekor menyerupai komet, objek antarbintang yang melintas dekat matahari, hingga dunia-dunia di ujung tata surya, termasuk kemungkinan planet kesembilan yang menyimpan teka-teki pembentukan tata surya kita.
"Saya yakin kita akan mengubah total cara pandang kita terhadap tata surya dan menulis ulang buku-buku pelajaran dalam beberapa tahun ke depan," ungkap Meg Schwamb, seorang ilmuwan planet dari Queen’s University Belfast.
Teleskop ini, hasil kerja keras selama lebih dari dua dekade, akan memberikan pandangan komprehensif tentang langit malam yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Dalam sepuluh tahun ke depan, gambar-gambar tersebut akan dirangkai menjadi sebuah "film terhebat sepanjang masa," kata Zeljko Ilvezic, direktur konstruksi. Observatorium ini akan beroperasi penuh pada musim gugur dan akan secara berulang memindai seluruh langit malam.
Salah satu fokus utama Observatorium Rubin adalah mendeteksi asteroid yang berpotensi berbahaya bagi Bumi. Meskipun para astronom meyakini bahwa tidak ada asteroid sebesar yang memusnahkan dinosaurus yang akan menabrak Bumi dalam waktu dekat, ancaman dari asteroid yang lebih kecil tetap menjadi perhatian.
Diperkirakan ada 25.000 asteroid dekat Bumi dengan lebar minimal 140 meter – cukup besar untuk menghancurkan sebuah kota – dan baru 44 persen yang telah terdeteksi. Diharapkan, dalam satu dekade survei oleh Rubin, angka ini akan meningkat menjadi 70 persen.
Teknik pendeteksian yang digunakan memanfaatkan pergerakan asteroid yang relatif cepat. Dengan mengamati area langit yang sama dua kali dalam selang waktu 20 menit, asteroid akan tampak bergeser dibandingkan dengan bintang-bintang yang posisinya relatif tetap.
Observatorium Rubin juga akan mengungkap jutaan supernova yang meledak di seluruh alam semesta, serta jutaan asteroid yang melintasi tata surya kita. Dengan cermin selebar 8,4 meter, teleskop Rubin bukanlah yang terbesar di dunia, namun memiliki kamera digital terbesar di dunia yang mampu mengambil gambar dengan resolusi sangat tinggi.
Observatorium ini dinamai untuk menghormati Vera C. Rubin, seorang astronom Amerika yang menemukan bahwa galaksi berotasi lebih cepat dari yang diperkirakan. Penemuan Rubin mengindikasikan keberadaan materi gelap, partikel misterius yang memberikan gravitasi untuk menjaga galaksi agar tidak terpecah.
Dalam uji coba awal, teknik ini terbukti sangat efektif. "Kami menemukan sekitar 1.200 asteroid baru hanya sebagai uji coba," kata Juric. Setelah analisis lebih lanjut, jumlah asteroid yang baru ditemukan mencapai 2.104, termasuk tujuh asteroid dekat Bumi.
Salah satu objek yang ditemukan Rubin memiliki lebar sekitar 1 kilometer dan lintasannya akan mendekati Bumi dalam jarak 96.000 kilometer, atau sepertiga jarak Bumi dan Bulan. Meskipun asteroid tersebut ternyata bukan asteroid baru, melainkan asteroid yang telah ditemukan sebelumnya, penemuan ini menunjukkan kemampuan observatorium ini dalam mendeteksi objek-objek yang berpotensi berbahaya.
Dengan kemampuan observasi yang luar biasa, Observatorium Rubin diharapkan dapat mengungkap berbagai fenomena menarik lainnya, seperti asteroid aktif dengan ekor gas dan debu menyerupai komet, objek-objek kecil di antara orbit Jupiter dan Neptunus, serta sabuk Kuiper yang berisi puing-puing es di luar Neptunus.
Penemuan dan analisis yang dilakukan oleh Observatorium Rubin akan membuka babak baru dalam pemahaman kita tentang tata surya dan alam semesta secara keseluruhan.