Penyakit kulit akibat gangguan autoimun sering kali terlupakan, padahal dampaknya bisa signifikan bagi kesehatan fisik dan mental. Kondisi ini terjadi ketika sistem imun tubuh keliru menyerang sel-sel sehat, termasuk jaringan kulit. Umumnya, lapisan epidermis dan dermis menjadi sasaran utama.
Berikut adalah 7 jenis penyakit kulit akibat autoimun yang perlu diwaspadai:
Psoriasis: Ditandai dengan bercak merah tebal bersisik, terutama di siku, lutut, kulit kepala, dan punggung. Psoriasis mempercepat pertumbuhan sel kulit, menyebabkan penumpukan di permukaan. Psoriasis juga dapat memengaruhi sendi dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Skleroderma: Menyebabkan kulit mengeras dan menebal akibat produksi kolagen berlebihan. Pada kasus tertentu, organ dalam seperti paru-paru, ginjal, atau jantung juga terpengaruh. Gejala umumnya berupa kulit yang kencang, mengkilap, atau berubah warna di area tangan, wajah, atau kaki.
Lupus Kulit: Merupakan manifestasi lupus sistemik yang menyerang kulit. Gejalanya meliputi ruam berbentuk kupu-kupu di wajah, bercak merah, atau luka yang sulit sembuh. Paparan sinar matahari dapat memperburuk kondisi ini. Sekitar 70% penderita lupus mengalami masalah kulit yang memerlukan perawatan khusus.
Dermatomiositis: Penyakit autoimun langka yang memengaruhi otot dan kulit. Ditandai dengan kelemahan otot dan ruam kulit khas, seperti bercak ungu kemerahan di sekitar mata dan ruam di persendian tangan. Selain kulit, organ dalam seperti paru-paru atau jantung juga dapat terpengaruh.
Penyakit Behçet: Gangguan peradangan autoimun sistemik yang menyebabkan luka di kulit, sariawan di mulut, luka genital, hingga gangguan mata. Gejala pada kulit sering berupa benjolan merah meradang di kaki atau bisul kecil. Penyakit ini lebih sering ditemukan di wilayah Asia dan Timur Tengah.
Pemfigoid Bulosa: Penyakit autoimun langka yang menyebabkan lepuh besar berisi cairan, terutama di area tubuh yang banyak bergerak seperti perut, paha, atau lengan. Lepuhan ini lebih dalam dan dapat menyebabkan rasa sakit serta infeksi jika pecah. Lebih sering terjadi pada lansia dan membutuhkan penanganan imunosupresif.
Epidermolisis Bulosa: Kelainan genetik langka yang juga terkait dengan mekanisme autoimun. Menyebabkan kulit sangat rapuh dan mudah melepuh akibat gesekan ringan. Penderita dapat mengalami luka kronis, infeksi, dan gangguan penyembuhan kulit. Pada kasus berat, organ dalam juga bisa terpengaruh.