Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa negaranya hampir menuntaskan tujuan untuk menghilangkan ancaman ganda yang berasal dari Iran, yaitu rudal balistik dan program nuklirnya.
Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan terlibat dalam perang yang berlarut-larut. Namun, ia juga tidak akan menghentikan kampanye serangan militer di Iran sebelum waktunya. Menurutnya, operasi akan dihentikan setelah tujuan tercapai, bukan terlalu cepat.
"Saya yakin bahwa rezim ini ingin menghancurkan kami. Oleh karena itu, kami memulai operasi ini untuk menyingkirkan dua ancaman nyata terhadap keberadaan kami: ancaman nuklir dan ancaman rudal balistik. Kami bergerak maju secara bertahap untuk mencapai tujuan ini. Kami sangat dekat untuk menyelesaikannya," ujarnya.
Netanyahu juga mengungkapkan bahwa situs nuklir Fordow di Iran mengalami kerusakan parah akibat serangan bom penghancur bunker dari Amerika Serikat. Namun, tingkat kerusakan pastinya masih belum dapat dipastikan.
Mengenai keberadaan uranium yang diperkaya 60 persen milik Iran, Netanyahu menyatakan bahwa pihaknya telah memantau perkembangan tersebut dengan sangat cermat. Ia menyebutnya sebagai komponen penting dari program nuklir Iran, meskipun bukan satu-satunya atau komponen yang cukup.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengklaim bahwa negaranya telah berhasil melakukan serangan bom terhadap tiga situs nuklir di Iran, termasuk Fordow, dan semuanya telah hancur. Pentagon menyatakan bahwa diperlukan waktu untuk menilai dampak penuh dari serangan tersebut, meskipun semua lokasi tampaknya mengalami kerusakan yang sangat parah.
Israel menyatakan bahwa mereka telah berkoordinasi penuh dengan AS dalam merencanakan serangan tersebut.