Ekonomi Indonesia Rentan, Bank Dunia Beri Peringatan Keras!

Jakarta – Bank Dunia menyoroti kerentanan ekonomi Indonesia terhadap gejolak global. Kondisi geopolitik yang memanas saat ini berpotensi memperburuk kondisi ekonomi.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste menekankan bahwa meskipun fundamental makroekonomi Indonesia kuat, negara ini tetap tidak kebal terhadap tekanan eksternal, terutama ketidakpastian global.

Faktor-faktor seperti ketegangan perdagangan, ketidakpastian kebijakan global, dan meningkatnya risiko geopolitik menjadi ancaman nyata bagi perekonomian Indonesia. Ketidakpastian ini dapat menghambat aspirasi pembangunan Indonesia.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi yang Melambat

Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 4,7% pada tahun 2025 dan 4,8% pada tahun 2026. Proyeksi ini melanjutkan tren penurunan setelah pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 tercatat hanya 4,87%.

Tekanan ekonomi global diperkirakan akan menghambat penciptaan lapangan kerja dan upaya pengentasan kemiskinan ekstrem akibat kinerja perdagangan yang memburuk dan investasi asing yang melemah. Fluktuasi aliran modal juga dapat memberikan tekanan pada stabilitas makroekonomi.

Meskipun ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan dalam situasi yang rentan ini, Bank Dunia mencatat pertumbuhan PDB di bawah 5% akibat penurunan konsumsi, belanja pemerintah, dan investasi.

Untuk mengatasi kerentanan ini, Bank Dunia menekankan pentingnya reformasi struktural yang konsisten dari pemerintah, termasuk deregulasi, perbaikan iklim usaha, peningkatan investasi swasta, dan penguatan kualitas sumber daya manusia.

Reformasi struktural ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi, menciptakan lapangan kerja yang lebih baik, dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Scroll to Top