Rusia Siap Ulurkan Tangan ke Iran di Tengah Ketegangan dengan Israel dan AS

Kremlin menegaskan kesiapannya untuk memberikan bantuan kepada Iran dalam menghadapi meningkatnya eskalasi di Timur Tengah. Pernyataan ini muncul setelah serangan yang menimpa Iran, diduga dilakukan oleh Israel dan Amerika Serikat (AS). Intervensi dari AS dan Rusia, dua negara dengan kekuatan nuklir besar, memicu kekhawatiran global akan potensi pecahnya Perang Dunia III.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa bentuk bantuan yang akan diberikan Rusia bergantung pada kebutuhan spesifik Teheran. Rusia telah menawarkan diri sebagai mediator dalam konflik ini, sebuah langkah yang dianggap sebagai bentuk dukungan penting bagi Iran.

Ketegangan antara Israel dan Iran memuncak sejak 13 Juni, dimulai dengan serangan mendadak Israel ke beberapa lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Iran merespons dengan meluncurkan serangan balasan berupa gelombang rudal ke Israel. AS kemudian terlibat dengan menyerang tiga situs nuklir utama Iran, dengan Presiden Donald Trump mengklaim kerusakan signifikan pada fasilitas-fasilitas tersebut.

Pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, di Moskow diharapkan menjadi platform untuk bertukar pandangan dan memberikan kesempatan bagi Teheran untuk menyampaikan proposal dan visinya terkait situasi terkini. Kremlin menyayangkan peningkatan jumlah aktor yang terlibat dalam eskalasi ini, mengutuk situasi tersebut dan menyampaikan penyesalan mendalam.

Diskusi mengenai Iran telah menjadi topik berulang antara Putin dan Trump dalam percakapan terakhir mereka, meskipun Putin tidak mendapatkan pemberitahuan sebelumnya tentang serangan AS terhadap situs nuklir Iran. Rusia menekankan bahwa nasib kepemimpinan suatu negara harus ditentukan oleh rakyatnya sendiri, tanpa campur tangan dari negara lain. Serangan AS tidak akan memengaruhi dialog antara Moskow dan Washington.

Kremlin menyoroti pentingnya memastikan keselamatan fasilitas nuklir dan memantau potensi bahaya radiasi, meskipun Badan Energi Atom Internasional (IAEA) belum menemukan tanda-tanda kontaminasi radiasi.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah mengutus menteri luar negerinya ke Moskow untuk meminta bantuan lebih lanjut dari Presiden Putin setelah aksi militer AS. Meskipun Putin telah mengutuk serangan Israel, ia belum berkomentar secara langsung mengenai serangan AS terhadap situs nuklir Iran, meskipun sebelumnya menawarkan jasa Moskow sebagai mediator untuk perundingan program nuklir Iran.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, membawa surat dari Khamenei kepada Putin, secara eksplisit meminta dukungannya. Iran berharap Rusia dapat berbuat lebih banyak untuk mendukungnya dalam menghadapi Israel dan AS, mengingat dukungan yang ada saat ini dirasa belum memadai. Iran dan Rusia sedang berkoordinasi mengenai posisi mereka terkait eskalasi di Timur Tengah.

Scroll to Top