Upaya penyelamatan seorang pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang terjatuh ke jurang di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, terus diintensifkan. Insiden yang terjadi pada Sabtu (21/06) lalu ini melibatkan tim SAR gabungan yang berjuang menembus medan terjal dan cuaca ekstrem.
Hingga Selasa (24/06), tim penyelamat masih berupaya mencapai Juliana yang ditemukan berada di kedalaman 500 meter dari lokasi awal ia terperosok. Kondisinya belum dapat dipastikan, namun pemantauan drone menunjukkan ia tidak bergerak.
Kendala utama dalam operasi ini adalah medan yang sangat curam dan kabut tebal yang kerap menghalangi pandangan. Beberapa helikopter telah disiapkan untuk evakuasi udara, namun terkendala kondisi cuaca yang tidak menentu. Gubernur Nusa Tenggara Barat bahkan menjalin komunikasi dengan perusahaan tambang yang memiliki helikopter khusus untuk operasi di medan ekstrem.
Kronologi Kejadian
Juliana memulai pendakian melalui jalur Sembalun pada Jumat (20/06) bersama 12 rekannya. Pendakian ini disebut sulit dan berat, terutama saat kecelakaan terjadi pada Sabtu (21/06) pagi. Juliana, yang berada di belakang rombongan, terjatuh ke arah Danau Segara Anak dari titik Cemara Nunggal.
Tim SAR sempat mendengar teriakan minta tolong Juliana dan merekamnya dari drone. Namun, ketika tim turun ke lokasi yang diperkirakan, mereka tidak dapat menemukannya. Pencarian dilanjutkan dan akhirnya Juliana kembali ditemukan, meski telah terperosok lebih jauh.
Perhatian Publik dan Media Sosial
Insiden ini menarik perhatian luas, terutama di media sosial. Akun Instagram @resgatejulianamarins, yang diklaim dibuat oleh keluarga, memiliki jutaan pengikut dan terus mengabarkan perkembangan evakuasi. Warganet Brasil juga membanjiri akun Instagram Presiden Prabowo Subianto dengan desakan agar pemerintah Indonesia segera menyelamatkan Juliana.
Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Kehutanan, menyatakan keseriusannya dalam menangani kasus ini. Empat helikopter telah dipersiapkan untuk mendukung upaya evakuasi.
Siapakah Juliana Marins?
Juliana Marins adalah seorang pengembara berusia 26 tahun asal Brasil. Ia dikenal sebagai sosok yang berani dan telah mengunjungi berbagai negara di Asia Tenggara.
Penutupan Jalur Pendakian
Sebagai langkah untuk mempercepat proses evakuasi dan mempertimbangkan keselamatan pengunjung serta tim penyelamat, jalur pendakian dari Pelawangan 4 Sembalun ke puncak Gunung Rinjani ditutup sementara.
Insiden Berulang di Rinjani
Tragisnya, insiden yang menimpa Juliana bukanlah yang pertama kali terjadi di Gunung Rinjani. Beberapa pendaki lain telah menjadi korban jatuh ke jurang, bahkan hingga meninggal dunia. Hal ini menunjukkan risiko pendakian di gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia ini. Beberapa insiden sebelumnya termasuk:
- Desember 2021: Pendaki asal Surabaya tewas terjatuh ke jurang sedalam 100 meter.
- Agustus 2022: Pendaki asal Portugal meninggal setelah terjatuh dari tebing di puncak Rinjani.
- September 2024: Pendaki asal Jakarta dilaporkan hilang setelah diduga jatuh ke jurang.
- Oktober 2024: Pendaki asal Irlandia terjatuh ke jurang sedalam 200 meter, namun berhasil diselamatkan.
- Mei 2025: Pendaki asal Malaysia meninggal dunia setelah terjatuh saat menuruni Gunung Rinjani.
- Juni 2024: Seorang perempuan warga negara Swiss tewas setelah terjatuh di jalur pendakian Bukit Anak Dara.