Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Capai 70 Persen, Fokus pada Terminologi dan Era Pemerintahan Terbaru

Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan sedang dalam proses penulisan ulang sejarah Indonesia, dengan perkembangan saat ini mencapai sekitar 70 persen. Menteri Kebudayaan menyampaikan bahwa nantinya akan diadakan diskusi publik setelah proses ini rampung.

Salah satu poin penting dalam penulisan ulang ini adalah perubahan terminologi. Istilah "prasejarah" akan diganti menjadi "sejarah awal". Hal ini didasari oleh perbedaan pandangan di antara para sejarawan dan arkeolog. Terminologi "prasejarah" dianggap sebagai terminologi lama yang menganggap sejarah baru dimulai setelah adanya tulisan. Padahal, sejarah Indonesia diyakini sudah ada jauh sebelum itu, bahkan sejak 1,8 juta tahun yang lalu.

Tujuan dari penulisan ulang ini adalah untuk memperbarui temuan-temuan sejarah yang ada. Dahulu, sejarah Indonesia dianggap dimulai pada abad ke-4 karena adanya bukti tulisan. Namun, dengan temuan-temuan baru, para penulis sejarah berpendapat bahwa sejarah Indonesia dimulai jauh lebih awal.

Selain itu, penulisan ulang ini juga akan menambahkan periode pemerintahan dari Presiden Soekarno hingga pelantikan Presiden Prabowo Subianto. Penulisan sejarah sebelumnya hanya mencakup hingga era Presiden BJ Habibie.

Pemerintah menegaskan bahwa penulisan ulang sejarah ini bukanlah untuk menciptakan sejarah resmi. Melainkan, penulisan ini merupakan upaya untuk menyusun sejarah nasional Indonesia yang komprehensif dan berdasarkan pada hasil penelitian para sejarawan.

Scroll to Top