Israel dan Iran Klaim Kemenangan Usai Perang 12 Hari, AS Beri Ultimatum!

Jakarta – Israel dan Iran sama-sama menyatakan kemenangan setelah pertempuran sengit selama 12 hari yang menelan ratusan korban jiwa. Klaim ini muncul setelah kedua negara sepakat melakukan gencatan senjata.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pernyataan publik pertamanya pasca-gencatan senjata, menegaskan bahwa Israel telah meraih "kemenangan bersejarah" yang akan dirasakan manfaatnya oleh generasi mendatang. Netanyahu mengklaim pasukannya berhasil menghancurkan instalasi vital di Arak, Natanz, dan Isfahan. Ia juga memperingatkan bahwa Israel akan bertindak tegas jika Iran mencoba membangun kembali program nuklirnya, serta bertekad menuntaskan misi melawan "poros kejahatan Iran", termasuk membebaskan tentara yang diculik dan menghancurkan Hamas.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, tak mau kalah. Ia juga mendeklarasikan kemenangan negaranya atas Israel. Pezeshkian menyatakan bahwa Iran akan mematuhi gencatan senjata, kecuali jika Israel melanggarnya terlebih dahulu. Ia juga menambahkan bahwa Iran siap berunding dan membela hak-hak rakyatnya melalui jalur diplomasi.

Meskipun gencatan senjata telah diberlakukan, wilayah udara Iran tetap ditutup hingga pukul 14.00 waktu setempat demi alasan keamanan penerbangan.

Dalam perkembangan lain, Amerika Serikat, yang juga terlibat dalam penyerangan fasilitas nuklir Iran, mengeluarkan ultimatum kepada kedua negara. Presiden AS, Donald Trump, dikabarkan sangat marah setelah Kementerian Pertahanan Israel berencana menyerang Iran, yang dituduh melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Scroll to Top